Selasa 24 Aug 2021 12:14 WIB

AS akan Lanjutkan Evakuasi Meski Lewat 31 Agustus

AS belum menjelaskan kelanjutan proses evakuasi saat pasukan mundur dari Afghanistan

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Dalam gambar yang disediakan oleh Korps Marinir AS, pasukan koalisi Inggris dan Turki, bersama dengan Marinir AS, membantu seorang anak selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Jumat, 20 Agustus 2021
Foto: AP/Staff Sgt. Victor Mancilla/U.S. Marine Cor
Dalam gambar yang disediakan oleh Korps Marinir AS, pasukan koalisi Inggris dan Turki, bersama dengan Marinir AS, membantu seorang anak selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Jumat, 20 Agustus 2021

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington berkomitmen mengeluarkan warga Afghanistan yang dalam bahaya dengan berkuasanya Taliban meski melewati tenggat waktu 31 Agustus yang ditetapkan Presiden Joe Biden.

Ia menambahkan proses penyelamatan tidak memiliki 'tanggal kadaluarsa.' Pejabat tersebut tidak menjelaskan bagaimana Washington melanjutkan proses evakuasi bila AS benar-benar mundur dari Afghanistan pada akhir bulan ini.

Baca Juga

"Komitmen kami pada warga Afghanistan yang dalam bahaya tidak berakhir pada 31 Agustus," kata pejabat tersebut, Selasa (24/8).

Pekan lalu, Taliban merebut kekuasaan dari pemerintah Afghanistan menjelang mundurnya pasukan AS dan sekutu dari negara itu setelah berperang selama 20 tahun usai serangan 11 September ketika al-Qaeda menyerang AS pada 2001. Warga Afghanistan dan asing yang panik berbondong-bondong datang ke bandara berusaha mendapatkan penerbangan sebelumnya pasukan AS benar-benar mundur dari negara itu pada akhir bulan ini.

"Kami mendengar dari Taliban mereka ingin memfungsikan bandara dengan baik setelah militer AS pergi, Taliban juga sepakat untuk mengizinkan perjalanan aman ke bandara dan berkomitmen tidak ada tanggal kadaluarsa," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.

Ia menambahkan ketika militer AS sudah tidak ada di Afghanistan. Amerika berharap semua warga Afghanistan yang berada dalam bahaya memiliki kesempatan untuk meninggalkan negara itu. Namun, laporan dari lapangan sudah menunjukan potensi para orang yang dievakuasi atau evacuees akan menghadapi perjalanan berbahaya menuju bandara Kabul dan kekacauan di gerbang bandara sebelum mereka dapat masuk ke dalam pesawat.

Militer AS mengatakan Senin (23/8) kemarin satu orang pasukan Afghanistan tewas dan beberapa orang di antaranya terluka dalam baku tembak di luar bandara Kabul. Sementara, satu orang personel angkatan bersenjata AS terluka.

Pejabat Kementerian Luar Negeri mengatakan pesawat yang membawa warga Afghanistan yang dalam bahaya akan tiba di AS pada Senin dari pangkalan udara militer AS di Ramstein, Jerman. Ia menambahkan kecepatan penerbangan dari tempat transit akan ditingkatkan.

Saat ini, ada delapan tempat transit di enam negara yang menampung lebih dari 17 ribu orang.

"Lokasi transit yang kami dirikan di Jerman, Italia, dan Spanyol akan memiliki kapasitas gabungan untuk memproses sekitar 15 ribu orang bergilir, yang akan memungkinkan kami dapat terus mengevakuasi orang dari Kabul," kata pejabat tersebut.

Biden mengatakan AS memperkirakan mengevakuasi sekitar 50 hingga 65 ribu orang dari Afghanistan. Jumlahnya lebih sedikit dibandingkan orang yang membutuhkan tempat aman berdasarkan perhitungan para aktivis. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement