REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Ismail Sabri mengambil langkah mengatasi isu keterlambatan pembayaran Bantuan Khusus Covid-19 (BKC) yang seharusnya dilaksanakan pada Agustus 2021.
"Saya telah mengarahkan Kementerian Keuangan menyegerakan pembayaran BKC. Hari ini dana berjumlah RM 3.1 miliar (Rp 10,3 triliun) telah disalurkan kepada institusi perbankan yang berkaitan," ujar Ismail melalui pernyataan media dari Kuala Lumpur, Selasa (31/8).
Ismail yang masih dalam proses karantina mengatakan proses pengkreditan fase satu mulai 6 September 2021 dan dijadwalkan selesai pada 10 September 2021. "BKC akan memanfaatkan sebanyak 10 juta penerima yang terdiri dari kategori miskin tegar, B40 (pendapatan paling rendah) dan M40 (pendapatan menengah) serta golongan bujang yang layak," katanya.
BKC merupakan sebagian dari inisiatif Paket Perlindungan Rakyat dan Pemulihan Ekonomi (PEMULIH), selain pembayaran tambahan kepada paket rangsangan ekonomi. "Pada 28 Juni 2021 pemerintah telah mengumumkan Paket PEMULIH sebagai antara inisiatif pemberian bantuan menyeluruh kepada rakyat dalam mengarungi dampak akibat pandemi Covid-19," jelas Ismail.
Pembayaran seterusnya akan dilaksanakan mengikut jadwal yang telah ditetapkan. "Saya senantiasa peka terhadap keluh-kesah rakyat dan berharap pembayaran BKC ini sedikit banyak mampu meringankan beban rakyat akibat Covid-19," katanya.