Selasa 07 Sep 2021 19:10 WIB

PBB Sebut Layanan Dasar di Afghanistan Nyaris Runtuh

Jutaan warga Afghanistan membutuhkan bantuan makanan dan kesehatan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Keluarga pengungsi internal dari provinsi utara, yang melarikan diri dari rumah mereka karena pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan, berlindung di sebuah taman umum di Kabul, Afghanistan, 14 Agustus (dikeluarkan 15 Agustus).
Foto: EPA-EFE/HEDAYATULLAH AMID
Keluarga pengungsi internal dari provinsi utara, yang melarikan diri dari rumah mereka karena pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan, berlindung di sebuah taman umum di Kabul, Afghanistan, 14 Agustus (dikeluarkan 15 Agustus).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, layanan dasar di Afghanistan berada di ambang keruntuhan. Stok makanan dan bantuan lainnya mulai habis.

“Layanan dasar di Afghanistan runtuh dan makanan serta bantuan penyelamat lainnya akan segera habis,” kata juru bicara OCHA Jens Laerke pada Selasa (7/9).

Baca Juga

Dia mengungkapkan, jutaan warga Afghanistan membutuhkan bantuan makanan dan kesehatan. “Kami mendesak para donor internasional untuk mendukung seruan ini dengan cepat dan murah hati,” ujarnya.

OCHA telah merilis seruan kilat penghimpunan dana sekitar 600 juta dolar AS. Dana itu dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan bagi 11 juta orang selama sisa tahun ini.

Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ratusan fasilitas medis di Afghanistan terancam ditutup. Hal itu karena donor Barat yang membiayai mereka dilarang berurusan dengan Taliban selaku pemegang kendali atas negara tersebut.

Direktur darurat regional WHO, Rick Brennan, mengungkapkan, sekitar 90 persen dari 2.300 fasilitas kesehatan di Afghanistan mungkin harus menghentikan operasinya pekan ini. “Kami akan menghentikan operasi di sebagian besar (fasilitas kesehatan). Dengan beberapa perkiraan hingga 90 persen akan berhenti berfungsi mungkin di akhir pekan ini dan itu akan dikaitkan dengan peningkatan penyakit serta kematian,” kata Brennan dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Senin (6/9).

Dia mengungkapkan, kemungkinan donor Barat memiliki peraturan yang mencegah mereka berurusan dengan Taliban sebagai pemegang kekuasaan di Afghanistan saat ini. Namun Brennan tak menjelaskan secara lebih terperinci mengenai hal tersebut.

Brennan mengatakan, WHO akan berusaha mengisi kesenjangan dengan menyediakan pasokan, peralatan, dan pembiayaan ke 500 pusat kesehatan. WHO pun menjalin kerja sama dengan Qatar untuk proses pengiriman bantuan medis yang akan datang. “Kami berharap memiliki hingga dua atau tiga muatan pesawat yang diterbangkan dari pemerintah Qatar, mungkin ke Kabul, dalam pekan depan atau lebih,” ujarnya.

Dalam bantuan itu tercakup peralatan tes Covid-19 dan persediaan obat untuk penyakit kronis. WHO telah berjuang menyuplai pasokan medis ke Afghanistan. Barang-barang itu terus diterbangkan melalui kota utara Mazar-i-Sharif. WHO pun menjajaki opsi darat dengan menggunakan truk dari Pakistan.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement