REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bagi komedian Muslim-Amerika, menulis lelucon setelah serangan 9/11 menjadi hal yang sangat emosional. Terlebih saat stereotip anti-Muslim, diskriminasi, dan kejahatan kebencian berkembang di seluruh AS.
Komedian Arab-Amerika dari New Jersey, Dean Obeidallah (51 tahun) beralih dari lelucon keluarga ke lelucon dengan aksen Timur Tengah yang kental. Hal ini dia lakukan untuk mengubah persepsi dan melawan kefanatikan anti-Arab yang marak terjadi usai Peristiwa Selasa Kelabu. Menurut catatan FBI, kala itu, kejahatan kebencian anti-Muslim melonjak 177 persen.
“Komedi saya setelah 9/11 berubah menjadi cara untuk menjelaskan kepada rekan-rekan Amerika saya tentang orang Arab. Saya juga mencoba mengubah persepsi mereka yang bertentangan dengan realita,” ujar dia.
Maysoon Zayid (47) yang merupakan komika wanita Muslim paling terkenal di AS ingat betul kehidupannya setelah serangan 9/11. “Kami dicap teroris, diawasi oleh pemerintah dan ditargetkan oleh kelompok-kelompok kebencian,” ucap Zayid.
Komika berdarah Palestina itu dibesarkan di New Jersey dan melihat Menara Kembar dari seberang Sungai Hudson lenyap. Bagi Zayid, kehidupan dia pada 2008 digambarkan sebagai 'perawan Muslim Palestina dengan cerebral palsy', sebuah humor gelap.