Kamis 09 Sep 2021 20:46 WIB

Masyarakat Dianjurkan Berolahraga untuk Menghadapi Pandemi

Olahraga yang baik dan terukur bantu jaga imunitas tubuh.

Warga berolahraga di area luar Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Ahad (22/8). Pada masa pelonggaran PPKM, sejumlah fasilitas umum seperti TMII dan kawasan Gelora Bung Karno kini sudah beroperasi kembali untuk digunakan berolahraga seiring dengan status DKI Jakarta yang berhasil keluar dari zona merah berdasarkan keterangan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad RIza Patria. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga berolahraga di area luar Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Ahad (22/8). Pada masa pelonggaran PPKM, sejumlah fasilitas umum seperti TMII dan kawasan Gelora Bung Karno kini sudah beroperasi kembali untuk digunakan berolahraga seiring dengan status DKI Jakarta yang berhasil keluar dari zona merah berdasarkan keterangan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad RIza Patria. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, dr. Riskiyana Sukandhi Putra, MKes mengajak masyarakat memperbaiki gaya hidup dengan berolahraga. Olahraga bantu meningkatkan kekebalan tubuh hadapi pandemi.

"Kalau kita tidak perbaiki, tidak ada kegiatan fisik, pasti kekebalan kita menurun, jika itu terjadi risiko Covid-19 jadi ancaman," kata Riskiyana dalam webinar kesehatan, Kamis (9/9). Dia mengingatkan orang-orang untuk tidak abai protokol kesehatan ketika kasus Covid-19 tengah menurun, sebab keteledoran yang dibiarkan bakal berdampak pada naiknya lagi tingkat infeksi virus corona.

Baca Juga

Dikutip dari laman Kemenkes, per 31 Agustus total vaksinasi dosis pertama sebanyak 63.265.720 atau (30,49 persen), vaksinasi dosis kedua adalah 36.050.866 atau (17,31 persen) dan vaksinasi dosis ketiga (booster) bagi tenaga kesehatan telah mencapai 640.532 atau (43,61 persen). Bila masyarakat gagal mengadopsi gaya hidup sehat dengan olahraga secara teratur, risiko yang mengancam bukan cuma gelombang kasus baru, tetapi masalah penyakit tidak menular yang diakibatkan gaya hidup sedenter.

"Kalau bisa menerapkan olahraga yang baik, benar, terukur dan teratur, risiko komorbid saat pandemi bisa berkurang," ujar dia. Upaya pembudayaan aktivitas fisik selama pandemi berlangsung dengan berbagai cara kreatif, termasuk olahraga virtual di mana individu melakukannya di tempat masing-masing sebagai upaya menekan penyebaran virus corona.

Untuk memeriksa kebugaran secara mandiri, dia mengajak masyarakat untuk mengunduh dan memakai aplikasi SIPGAR. Aplikasi ini mencatat pemeriksaan kondisi fisik seseorang dalam kurun waktu tertentu dengan Metode Rockport. Rockport adalah pengukuran kebugaran jantung paru yang merupakan salah satu komponen terbesar yang mempengaruhi kebugaran seseorang.

"Kurang dari 15 menit untuk tahu kebugaran kita seperti apa, nanti ada saran kegiatan fisik apa yang kita harus lakukan," kata dia mengenai aplikasi yang sedang dikembangkan.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), dr. Leny Pintowari, SpKO, mengatakan berolahraga bisa membuat diri merasa bahagia. Sebab, tubuh mengeluarkan hormon endorfin setelah berolahraga, hormon yang membuat manusia merasa senang dan nyaman.

"Rasa senang ini mempengaruhi psikis, semangat hidup jadi naik dan lebih gembira. Kesehatan mental jadi lebih baik," jelas dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement