Selasa 14 Sep 2021 20:16 WIB

Tahanan Taliban Dibebaskan, Penjara di Afghanistan Kosong

Para sipir penjara pemerintah melarikan diri

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
 Tahanan yang baru-baru ini ditangkap berdoa di dalam penjara Pul-e-Charkhi di Kabul, Afghanistan, Senin, 13 September 2021. Pul-e-Charkhi sebelumnya adalah penjara utama pemerintah untuk menahan Taliban yang ditangkap dan telah lama terkenal karena pelanggaran, kondisi yang buruk dan kepadatan yang parah dengan ribuan tahanan. Sekarang setelah pengambilalihan negara itu, Taliban mengendalikannya dan membuatnya kembali berjalan, saat ini menahan sekitar 60 orang, terutama pecandu narkoba dan tersangka penjahat.
Foto: AP/Felipe Dana
Tahanan yang baru-baru ini ditangkap berdoa di dalam penjara Pul-e-Charkhi di Kabul, Afghanistan, Senin, 13 September 2021. Pul-e-Charkhi sebelumnya adalah penjara utama pemerintah untuk menahan Taliban yang ditangkap dan telah lama terkenal karena pelanggaran, kondisi yang buruk dan kepadatan yang parah dengan ribuan tahanan. Sekarang setelah pengambilalihan negara itu, Taliban mengendalikannya dan membuatnya kembali berjalan, saat ini menahan sekitar 60 orang, terutama pecandu narkoba dan tersangka penjahat.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan, penjara Kabul dipadati oleh ribuan tahanan Taliban yang ditangkap oleh pemerintah Afghanistan. Pada Senin (13/9) waktu setempat, penjara itu kosong, seorang komandan Taliban justru berjalan melalui aula dan sel yang kosong menunjukkan kepada teman-temannya di mana dia pernah dipenjara.

Kini Taliban menjalankan Penjara Pul-e-Charkhi, sebuah kompleks penjara luas di pinggiran timur ibu kota Kabul. Setelah merebut kota, para milisi Taliban membebaskan semua narapidana di sana. Para sipir penjara pemerintah melarikan diri, dan kini puluhan milisi Talibanlah yang menjalankan fasilitas penjara itu.

Baca Juga

Komandan Taliban yang menolak menyebutkan namanya, sedang melakukan kunjungan pribadi ke kompleks itu bersama sekelompok teman-temannya. Dia mengatakan kepada The Associated Press (AP) bahwa dia telah ditangkap sekitar satu dekade lalu di provinsi Kunar timur dan dibawa ke Pul-e-Charkhi, diikat dan ditutup matanya.

"Saya merasa sangat tidak enak ketika mengingat hari-hari itu," katanya. Dia mengatakan para tahanan mengalami pelecehan dan penyiksaan. Dia dipenjara selama sekitar 14 bulan sebelum dia dibebaskan.

"Hari-hari itu adalah hari-hari tergelap dalam hidup saya, dan sekarang ini adalah saat paling membahagiakan bagi saya bahwa saya bebas dan datang ke sini tanpa rasa takut," katanya.

Banyak warga Afghanistan serta pemerintah di seluruh dunia khawatir dengan perebutan kekuasaan Taliban yang kilat. Gerakan itu ditakutkan akan memberlakukan aturan yang keras dan serupa seperti yang mereka lakukan saat pertama kali berkuasa pada 1990-an. Tetapi bagi para milisi Taliban, saat ini adalah momen untuk menikmati kemenangan setelah bertahun-tahun pertempuran yang melelahkan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement