REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Narapidana Palestina Mohammed al-Arida mengalami penyiksaan setelah ditangkap kembali oleh otoritas Israel, menurut pengacara yang berafiliasi dengan Masyarakat Tahanan Palestina (PPS).
Dalam pernyataan kepada televisi resmi Palestina setelah bertemu dengan Al-Arida, Khaled Mahajna mengatakan bahwa tahanan tersebut mengalami siksaan yang kejam dan dipukuli.
Pengacara itu mengatakan Al-Arida menderita luka parah di sekujur tubuhnya, tetapi masih belum menerima perawatan apa pun dan hampir tidak bisa tidur.
Menurut Mahajna, Al-Arida menyangkal semua tuduhan dan memilih untuk tetap diam selama interogasi meskipun menerima penyiksaan dan tekanan. PPS mengatakan akan berbicara dengan empat pelarian yang tertangkap tersebut pada 20 September.
Enam narapidana Palestina menggali terowongan keluar dari penjara Gilboa dengan keamanan tinggi di Israel utara pada 6 September. Pasukan Israel telah berhasil menangkap empat di antaranya setelah operasi perburuan. Dua narapidana lainnya masih bersembunyi.
Menurut pengamat, ada sekitar 4.850 tahanan Palestina di penjara Israel, termasuk 41 wanita, 225 anak-anak, dan 540 tahanan administratif.