Jumat 08 Oct 2021 04:32 WIB

Senator Prancis Sebut Taiwan Sebagai Negara Saat Pidato

China telah mengingatkan Senator Richard terkait kunjungannya ke Taipei.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Teguh Firmansyah
Angkatan Laut Taiwan berbaris selama upacara peresmian kapal perang Ta Jiang buatan dalam negeri di pangkalan angkatan laut Suao di kabupaten Yilan, Taiwan, Kamis, 9 September 2021. Presiden Taiwan mengawasi commissioning kapal perang angkatan laut baru buatan dalam negeri Kamis sebagai bagian dari rencana pulau itu untuk meningkatkan kapasitas pertahanan pribumi di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.
Foto: AP/Chiang Ying-ying
Angkatan Laut Taiwan berbaris selama upacara peresmian kapal perang Ta Jiang buatan dalam negeri di pangkalan angkatan laut Suao di kabupaten Yilan, Taiwan, Kamis, 9 September 2021. Presiden Taiwan mengawasi commissioning kapal perang angkatan laut baru buatan dalam negeri Kamis sebagai bagian dari rencana pulau itu untuk meningkatkan kapasitas pertahanan pribumi di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kepala delegasi senator Prancis menyebut Taiwan sebagai "negara" selama kunjungan ke Taipei, Kamis (7/10). Pernyataan itu akan menyulut kemarahan dari China yang telah memprotes keras perjalanan tersebut.

Mantan Menteri Pertahanan, Alain Richard tiba pada Rabu (6/10), untuk melakukan kunjungan selama lima hari. Kunjungan tersebut tetap dilakukan, meski pihaknha menerima peringatan berulang kali dari kedutaan besar China di Paris.

Baca Juga

“Kedugaan de facto Taiwan di Paris telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam mewakili negaranya,” ujar Richard dalam pidatonya, pascamenerima medali kehormatan tertinggi oleh Presiden Tsai Ing-wen.

Diketahui, Prancis, secara resmi mengakui Cina, yang mengklaim Taiwan memiliki pemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya.

Beijing mencoba untuk menjaga pulau itu tetap terisolasi di panggung dunia, dan menolak penggunaan nama Taiwan atau referensi apa pun untuk itu sebagai sebuah negara. Hal ini telah meningkatkan tekanan pada mass pemerintah Tsai pada 2016, dan telah secara agresif mencoba untuk mencegah politisi berkunjung dalam beberapa tahun terakhir.

Kedutaan Besar China di Paris padahal telah memperingatkan jika kunjungan itu akan merusak kepentingan Cina, hubungan China-Prancis, dan “citra Prancis”, dalam komentar di situsnya.

Duta Besar Beijing menulis surat kepada Richard pada Februari. “Kunjungan itu akan jelas melanggar prinsip satu-China dan mengirim sinyal yang salah kepada pasukan pro-kemerdekaan di Taiwan,” ujarnya dalam surat yang ditulis untuk Richard.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Taiwan memuji perjalanan itu sebagai melambangkan desakan Taiwan dan Prancis, sebagai mitra demokratis, dalam menegakkan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi.

“Kami sangat tersentuh bahwa Senator Richard tidak gentar dengan tekanan, untuk melakukan kunjungan ketiganya ke Taiwan,” kata Tsai, dilansir dari English Alarabiya, Kamis (7/10).

Dia mengatakan, resolusi yang diusulkan Richard untuk mendukung partisipasi internasional Taiwan, yang disahkan oleh senat Prancis pada Mei, sebagai “tonggak sejarah” dalam hubungan.

Richard sendiri memimpin Grup Persahabatan Taiwan senat Prancis dan mengunjungi pulau itu pada 2015 dan 2018. Taipei menuduh China menggunakan diplomasi "wolf warrior" untuk mencoba dan menggagalkan perjalanan politisi asing. Label “wolf warrior” merupakan label yang diberikan pada sikap Cina yang lebih agresif di bawah Presiden Xi Jinping yang telah dianut oleh banyak diplomat Cina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement