Kamis 14 Oct 2021 03:28 WIB

Komnas HAM Minta Kasus Smackdown Mahasiswa Diusut

Oknum polisi membanting seorang mahasiswa saat aksi demonstrasi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Mas Alamil Huda
Aksi polisi membanting mahasiswa yang berdemonstrasi di Tangerang viral di media sosial.
Foto: Twitter/@AksiLangsung
Aksi polisi membanting mahasiswa yang berdemonstrasi di Tangerang viral di media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video yang memperlihatkan oknum kepolisian membanting seorang mahasiswa di tengah kericuhan di depan Kantor Bupati Tangerang pada Peringatan HUT Kabupaten Tangerang ke-389 viral di dunia maya, Rabu (13/10). Komnas HAM meminta kasus tersebut diusut tuntas.

"Polisi harus mengusut tuntas peristiwa ini," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara melalui akun Twitternya @BekaHapsara yang dikutip, Rabu (13/10).

Komnas HAM juga meminta Polri untuk memberikan sanksi tegas kepada pelaku kekerasan itu dan menjamin perlakuan yang sama tidak terulang kembali. "Komnas HAM mengecam perlakuan aparat kepada kawan-kawan mahasiswa yang sedang melakukan aksi damai," tambah Beka saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Sebelumnya, aksi demonstrasi bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) Kabupaten Tangerang terjadi di kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang pada Rabu (13/10) berakhir ricuh hingga terjadi saling dorong antara aksi massa dari sejumlah mahasiswa dengan pihak keamanan. Kapolresta Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro juga menanggapi video viral yang memperlihatkan oknum polisi yang membanting seorang mahasiswa hingga tersungkur dan kejang-kejang.

Menanggapi kejadian itu, Wahyu mengatakan, satu orang mahasiswa yang sempat mengalami kejang-kejang tersebut sudah dalam kondisi sehat. Yang bersangkutan melakukan tes swab, bersama dengan belasan mahasiswa lainnya yang diamankan.

"Kondisinya masih sehat, semua yang diamankan masih dilakukan swab dan pemeriksaan lebih lanjut. Yang bersangkutan kita bawa ke RS untuk dilakukan pemeriksaan medis," terangnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement