Sabtu 16 Oct 2021 02:50 WIB

Mualaf Norwegia Pelaku Serangan Maut Alami Gangguan Mental

Serangan oleh mualaf Norwegia menewaskan lima orang

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nashih Nashrullah
Serangan oleh mualaf Norwegia menewaskan lima orang. Pembunuhan (Ilustrasi)
Foto: pixabay
Serangan oleh mualaf Norwegia menewaskan lima orang. Pembunuhan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Imam Masjid KongsberI, Oussama Tlili, mengatakan mualaf pelaku serangan menggunakan panah di Norwegia itu tak tahu apa-apa tentang Islam. 

Tlili mengatakan pelaku serangan yang menewaskan lima orang itu juga menganggap dirinya sebagai utusan. 

Baca Juga

Kepolisian mengatakan Espen Andersen Braathen (37 tahun) melakukan evaluasi psikologis sebelum penampilannya di pengadilan, Jumat (15/10). 

Polisi menyebut bahwa penduduk di sekitar tempat tinggal pelaku menjelaskan Braathen adalah individu yang "bingung”, yang jelas-jelas mengancam dan telah dilaporkan ke polisi sebelumnya. 

Dilansir Arab News pada Jumat (15/10), Tlili mengatakan Braathen pernah beberapa kali mengunjungi masjidnya, dan berbicara tidak jelas tentang "pesan” dari kekuatan lebih tinggi. 

Tlili mengatakan prihatin dengan tentang kesehatan mental Braathen saat itu. Bahkan, dia pernah mempertimbangkan untuk melaporkannya ke polisi, tetapi insiden itu dilupakan karena Braathen berhenti mengunjungi masjid. 

Selain itu, teman-teman masa kecil Braathen juga mengkhawatirkan kondisi kesehatan mentalnya, yang memburuk di tahun-tahun menjelang serangan itu. 

Seorang mantan teman mengatakan Braathen pernah mengumumkan masuk Islam dan menyatakan dirinya sebagai ”utusan” yang datang dengan membawa peringatan. Temannya itu mengatakan kepada polisi bahwa Braathen adalah "bom waktu" dan berpotensi berbahaya. 

Teman itu mengatakan tidak percaya bahwa masuknya Braathen ke Islam adalah tulus, tetapi itu adalah gejala dari kondisi mentalnya yang menurun. Braathen "bingung" ketika bersinggungan dengan ideologi dan pilihannya tentang Islam adalah kebetulan. 

Tetangga Braathen juga prihatin dengan perilakunya, setelah mengamati dia mengumpulkan senjata, termasuk tongkat dan berlatih di kebunnya. 

Dokumen pengadilan menunjukkan Braathen menerima beberapa hukuman karena kasus pencurian dan kepemilikan narkoba.

 

Sumber: arabnews   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement