Selasa 02 Nov 2021 18:03 WIB

KLHK: Indonesia tak Sanggup Percepat Target Nol Emisi 2050

Indonesia tetap pada tenggat waktu semula, yakni pada 2060.

Rep: Febryan A / Red: Dwi Murdaningsih
Suasana deretan permukiman dan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (8/10/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 35 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e) pada 2030 melalui sejumlah aksi mitigasi mulai dari sektor energi hingga pengolahan limbah.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Suasana deretan permukiman dan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (8/10/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 35 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e) pada 2030 melalui sejumlah aksi mitigasi mulai dari sektor energi hingga pengolahan limbah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar mengakui Indonesia tak sanggup mewujudkan net-zero emissions atau nol-bersih emisi pada 2050. Indonesia tetap pada tenggat waktu semula, yakni pada 2060.

Siti mengatakan, usulan untuk mempercepat target nol-bersih emisi pada 2050 sempat muncul dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (KTT PBB) terkait perubahan iklim, atau disebut COP26, di Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11). Inggris yang mendorong agar semua negara mewujudkan nol-bersih emisi pada pertengahan abad ini.

Baca Juga

"Tapi, tentu tiap negara akan berbeda-beda (kesanggupannya dalam mencapai target nol-bersih emisi). Posisi Indonesia sendiri, kita akan masuk (nol-bersih emisi) pada 2060, tetapi sedapat mungkin dipercepat," ungkap Siti dalam keterangan persnya yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (2/11).

Nol-bersih emisi berarti menekan emisi karbon pada tingkat yang bisa diserap sepenuhnya oleh alam. Hal ini merupakan cara yang disepakati untuk menghentikan pemanasan global dan mencegah suhu bumi mencapai 1,5 derajat celcius.

Siti menjelaskan, Indonesia telah melakukan perhitungan kemampuan mengurangi emisi pada sektor-sektor utama seperti kehutanan, energi, industri, dan limbah. Pada sektor kehutanan, misalnya, nol-bersih emisi diperkirakan bakal tercapai pada 2030.

Sedangkan pada sektor energi, lanjut dia, nol-bersih emisi baru akan tercapai pada 2054 atau 2056. "Oleh karena itu, kita secara formal masih menargetkan pada 2060 atau lebih cepat," ujarnya.

Siti Nurbaya turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam berbagai pertemuan bilateral, hingga World Leader Summit COP26, yang berlangsung sepanjang Senin (1/11) waktu Glasgow. Dalam berbagai kesempatan pertemuan itu, Jokowi menegaskan kerja nyata Indonesia untuk perubahan iklim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement