REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China dan Hong Kong membahas pembukaan kembali pos perbatasan tanpa kewajiban menjalani karantina bagi para pelintas. Pembicaraan Hong Kong dan China terkait rincian tentang dibukanya kembali perbatasan bebas karantina tidak terpengaruh oleh gelombang kasus baru COVID-19 di wilayah daratan.
Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan kepada pers di Hong Kong, Selasa (9/11), meskipun tidak ada kasus baru untuk sementara ini, lanjut dia, Hong Kong tetap melanjutkan pembicaraan masalah tersebut dengan China daratan. Politikus perempuan itu berharap pembicaraan tersebut terus berlanjut dan lebih teknis menyangkut mekanisme pembukaan kembali perbatasan.
Hong Kong akan membuka perbatasannya dengan China daratan tanpa kewajiban karantina paling lambat Juni tahun depan, tulis South China Morning Post. Bahkan media Hong Kong itu memperkirakan pembukaan tersebut lebih awal jika semua berjalan lancar karena ada tiga rencana yang akan mulai diimplementasikan pada pertengahan Desember mendatang. Menurut Lam, Hong Kong juga akan terus meningkatkan vaksinasi.
Anggota Komite Nasional Majelis Penasihat Politik China Kennedy Wong Yingho, mengatakan bahwa rencana pembukaan kembali perbatasan kemungkinan akan dilakukan pada awal Desember. Jika kasus domestik muncul lagi, maka rencana tersebut harus segera ditangguhkan.
"Hong Kong dan China daratan perlu kerja sama lebih lanjut mengenai pembukaan perbatasan ini," ujarnya, dikutip Global Times.
Sampai saat ini China masih berjuang keras mengendalikan gelombang baru COVID-19 klaster Gansu dan Mongolia Dalam yang telah menyebar ke 19 provinsi.