REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengajak pemangku kepentingan bidang pertanahan di lingkungan TNI untuk turut serta membantu Kemenhan menyusun produk strategis pertahanan Indonesia. Produk itu nantinya berupa doktrin pertahanan negara, strategi pertahanan negara, dan postur pertahanan negara.
Prabowo berharap kontribusi pemikiran dan pengalaman dari pribadi-pribadi terbaik di TNI dalam penyusunan produk-produk strategis pertahanan. Ia ingin pemikiran itu menjadi modal dalam penyusunan produk strategis pertahanan.
"Saya ingin masukan-masukan, pandangan, dan pemikiran dari pribadi-pribadi terbaik di TNI. Hasil yang besar adalah akumulasi dari pemikiran banyak orang dan pengalaman banyak orang," kata Prabowo dalam keterangan pers di situs resmi Kemenhan pada Selasa (14/12).
Prabowo mengatakan, produk strategis pertahanan tersebut adalah dokumen yang sangat berpengaruh terhadap kekuatan pertahanan negara. Hal itu disampaikan Prabowo dalam pengarahan yang dihadiri oleh perwakilan Kemenhan, Mabes TNI, Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU), dan Universitas Pertahanan (Unhan) di Kampus Unhan Salemba, Jakarta Pusat pada Senin (13/12).
“Dalam hal ini sangat diutamakan kerja sama yang erat antara Kemenhan, Mabes TNI, dan TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Perlu ada keterlibatan dari semua stakeholders yang punya tanggung jawab di bidang pertahanan negara,” ujar Prabowo.
Sebelumnya, Prabowo mengatakan, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, bisa memudahkan sekaligus juga menjadi tantangan bagi kedaulatan negara. Sehingga, TNI perlu ditunjang industri pertahanan yang kuat.
"Sebagai negara kepulauan atau archipelago terbesar di dunia, hal ini bisa memudahkan tapi juga tantangan bagi kedaulatan negara. Sifat (negara) kepulauan membutuhkan TNI yang kuat, baik di darat, laut maupun udara dan ditunjang industri pertahanan yang kuat," kata Prabowo saat me-launching kapal cepat rudal (KCR) 60 meter kelima di Divisi Kapal Perang PT PAL (Persero), Kota Surabaya, Jawa Timur.