REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu (18/12) mengatakan, kasus varian Omicron meningkat dalam 1,5 hari hingga 3 hari secara lokal. Omicron menyebar dengan cepat di negara-negara dengan tingkat kekebalan populasi yang tinggi.
WHO mengatakan, hingga saat ini belum diketahui apakah varian Omicron dapat menghindari kekebalan sehingga menyebar dengan cepat. WHO menambahkan, masih banyak yang belum diketahui tentang varian Omicron termasuk tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya.
“Data tingkat keparahan klinis Omicron masih terbatas. Lebih banyak data diperlukan untuk memahami profil keparahan, dan bagaimana tingkat keparahan dipengaruhi oleh vaksinasi dan kekebalan yang sudah ada sebelumnya. Data yang tersedia masih terbatas, dan tidak ada bukti peer-review, tentang kemanjuran atau efektivitas vaksin untuk Omicron," ujar pernyataan WHO, dikutip dari Reuters.
WHO memperingatkan bahwa, kecepatan peningkatan kasus yang terkait dengan Omicron dapat membuat rumah sakit kewalahan. Hal ini sudah terjadi di beberapa negara seperti Inggris dan Afrika Selatan. WHO mencatat, varian Omicron saat ini sudah terdeteksi di 89 negara.
“Rawat inap di Inggris dan Afrika Selatan terus meningkat, dan karena jumlah kasus yang meningkat pesat, ada kemungkinan sistem perawatan kesehatan menjadi kewalahan," kata pernyataan WHO.