REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG -- Ikan keramba jaring apung di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat kembali mati mendadak sekitar 350 ton pada Ahad (19/12). Ikan jenis nila dan mas itu merupakan milik 200 petani keramba jaring apung yang tersebar di Nagari Tanjung Sani.
"Ikan ini mulai mati sejak Ahad (19/12) sampai Senin (20/12) akibat kekurangan oksigen setelah curah hujan tinggi disertai angin kencang melanda daerah itu," kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira di Lubukbasung, Selasa.
Rosva mengatakan, saat ini bangkai ikan masih mengapung di perairan Danau Maninjau di Nagari Tanjung Sani. Sebelumnya, ia telah mengimbau petani agar tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau agar tidak terjadi pencemaran.
"Kami telah menyampaikan bangkai ikan harus dikubur, sehingga tidak terjadi pencemaran," katanya.
Rosva mengakui, kematian ikan di Nagari Tanjung Sani ini merupakan yang kedua kalinya sejak 6 Desember 2021 yang menyebabkan 50 ton ikan mati. Sebelumnya, ikan di danau vulkanik itu mati di Nagari Koto Kaciak 300 ton, Nagari Koto Malintang 12 ton, dan Nagari Koto Gadang Anam Koto 200 ton.
"Total ikan mati sebanyak 912 ton tersebar di empat nagari," katanya.