REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan dompet digital OVO semakin meningkat di tengah pandemi. Studi Core Indonesia 2021 mencatat sebanyak 84 persen UMKM mengaku mampu bertahan selama pandemi karena menggunakan aplikasi dompet digital, OVO sebagai metode pembayaran.
Pandemi yang terjadi di seluruh belahan dunia tidak bisa dipungkiri ikut menjadi salah satu alasan terjadinya akselerasi digital. Di Indonesia sendiri, Kementerian Keuangan Republik Indonesia mencatat, transaksi uang elektronik di Indonesia meningkat dari Rp 2 triliun pada 2012 menjadi lebih dari 100 kali lipat atau Rp 205 triliun pada 2020.
Head of Corporate Communication OVO, Harumi Supit menyampaikan, OVO sendiri mencatat pencapaian gemilang tahun ini. Salah satunya menjadi alat pembayaran utama pilihan UMKM di Indonesia.
"Selama empat tahun OVO hadir di Indonesia, OVO semakin memperluas jangkauannya dan mendapatkan penerimaan positif dan aktif dari masyarakat," katanya dalam keterangan pers, Selasa (21/12).
Dengan tingkat brand awareness hingga 96 persen, OVO menjadi platform pembayaran digital terpopuler di Indonesia. OVO telah hadir di lebih dari 430 kota dan kabupaten dengan lebih dari satu juta merchant dari berbagai industri, termasuk UMKM yang telah mengimplementasikan QRIS.
Harumi mengatakan, OVO meyakini prinsip ekosistem terbuka sehingga komitmen senantiasa terbuka menjalin kolaborasi dengan lini industri apapun, termasuk UMKM. Ia berharap dampak positif ini dapat terus ditingkatkan sehingga dapat mendukung upaya pemerintah dalam mencapai inklusi keuangan digital di Indonesia.
Harumi mengatakan, OVO juga ikut mendongkrak transaksi UMKM dengan angka peningkatan transaksi harian sebanyak 70 persen. Melalui perluasan akses pasar, adaptasi teknologi, fasilitas transaksi nontunai dan promosi yang dilakukan, sebanyak 84 persen UMKM terbantu oleh aplikasi OVO dan ampuh membantu daya tahan UMKM di tengah pandemi.
"Sebanyak 55 persen UMKM tersebut menyatakan bahwa aplikasi OVO sangat mudah digunakan," katanya.
Pencapaian sepanjang tahun 2021 juga ditunjukkan dari berbagai alasan yang dipaparkan dalam survei Kadence International Indonesia terkait alasan penggunaan OVO. Sebanyak 71 persen responden menyatakan karena bisa digunakan di banyak aplikasi dan merchant online.
Sebanyak 67 persen alasan responden menggunakannya karena dapat melakukan transfer saldo ke rekening bank. Harumi menambahkan, OVO juga semakin memperluas layanan keuangan dengan menghadirkan metode pembayaran terbaru yang hadir di Bukalapak, JD.ID, dan Google Play.
OVO juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai platform e-commerce terkemuka lainnya seperti Tokopedia, Blibli, Bhinneka.com, Lazada, Sayurbox, Happy Fresh, McDonalds Indonesia, Sociolla, Tiket.com, Zalora dan masih banyak lagi. Selain itu, sebagai upaya menjangkau masyarakat unbanked dan underbanked, di tahun 2021 OVO juga bekerja sama dengan BCA.
Pengguna OVO dapat melakukan pencairan saldo OVO di seluruh ATM BCA di Indonesia. Pengisian saldo OVO secara offline juga bisa dilakukan di beberapa gerai mitra ternama seperti Indomaret, PT Pos Indonesia, Lotte Mart, Mitra Bukalapak, Agen Faspay dan Agen Bank Mandiri.
"Hal diharapkan dapat meningkatkan sinergi online-offline dan mendorong kolaborasi antara semua pihak demi perluasan ekosistem digital bagi masyarakat Indonesia," katanya.
Selain itu, OVO juga konsisten pada layanan keuangan layanan investasi dan perlindungan asuransi yang terjangkau. Dalam lima bulan, OVO Invest sudah memiliki lebih dari 550 ribu investor yang melakukan investasi reksadana dengan pencairan yang sangat cepat.