REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah membantah bahwa istilah delmicron merupakan gabungan dari varian Covid-19 yaitu Delta dan Omicron. Sebab, organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) memberi nama mutasi Covid-19 berdasarkan abjad yunani.
"WHO menamakan varian Covid-19 berdasarkan abjad Yunani. Artinya, sebenarnya tidak ada keterangan resmi yang menyatakan delmicron adalah gabungan antara varian delta dan omicron," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro saat berbicara di konferensi virtual Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan bertema 'Tetap Sehat, Sambut Tahun Baru 2022 Bersama Keluarga', Senin (27/12).
Secara teori, dia melanjutkan, varian yang diberikan abjad baru yang berbeda memang ada kaitannya dengan mutasi Covid-19 yang sebelumnya. Artinya penamaan itu merefleksikan mutasi atau perubahan dari varian sebelumnya.
Ia menjelaskan, Omicron adalah mutasi Covid-19 dan ada hubungannya dengan varian Covid-19 yang lain yaitu Delta. Kemudian varian Delta juga ada kaitannya dengan mutasi Covid-19 sebelumnya yaitu Alfa. Oleh karena itu, ia meminta sebelum masyarakat mempercayai kabar ini, cek dulu informasi ini benar atau tidak sebelum akhirnya membagi kabar burung dan menjadi heboh.
"Cek dulu sumber resmi pemerintah seperti kemkes.go.id atau covid19.go id atau kanal media sosial milik Kementerian Kesehatan seperti radio kesehatan atau instagramnya juga," ujarnya.
Di lain pihak, ia meminta masyarakat juga harus hati-hati karena virus ini sangat mudah bermutasi. Jadi, orang-orang harus tetap waspada, jangan sampai lengah dengan varian baru Covid-19 yang terus bermunculan. Namun, Reisa meminta masyarakat tak boleh panik dengan munculnya mutasi virus ini.
"Tetap harus waspada, tetapi apapun varian Covid-19 yang beredar, kita tahu cara yang paling optimal menghindari Covid-19 yaitu melakukan protokol kesehatan (prokes) yang konsisten dan disiplin," katanya.
Jadi, dia melanjutkan, meski kasus varian delta sekarang banyak kasusnya, Omicron mulai ditemukan, masyarakat tak boleh lengah. Harus tetap pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dengan rutin, jangan berkerumun, ke tempat terlalu ramai.
Kemudian, Reisa meminta masyarakat pilih lokasi tempat pergi yang mengaplikasikan aplikasi peduli lindungi dan sudah menjalankan Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) atau CHSE. Selain itu, dia melanjutkan, publik menggabungkan perlindungan dengan menggunakan masker dan vaksinasi.