REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Britney Spears telah bersikeras untuk mencoba berdamai dengan masa lalunya. Setelah menghadapi konservatori dengan ayahnya, pelantun “Toxic” itu pun mengaku hendak menyambut tahun baru dengan perspektif baru.
Dalam unggahan Instagramnya, dilansir dari People, Selasa (28/12), penyanyi "Baby One More Time" itu menyinggung beberapa topik sensitif yang melibatkan keluarganya. Spears juga mengakui bagaimana kekuatan doa dan refleksi pada pencapaian kariernya telah membantu dirinya untuk terus bergerak maju.
"Saya memiliki pengalaman tiga tahun lalu di mana saya berhenti percaya pada Tuhan," tulis Spears.
Hal itu terjadi bukan tanpa alasan. Spears merasa disakiti oleh keluarganya tanpa alasan. Penyanyi 40 tahun itu mengaku mengalami syok dan kebingungan dalam mengatasi masalahnya terdahulu.
Spears seolah hidup dalam penyangkalan palsu. Itu terlalu berat untuk benar-benar dihadapi.
"Sejujurnya keluarga saya mempermalukan saya dan sangat menyakiti saya," tulis Spears menambahkan.
Spears melihat pencapaian masa lalunya dan mencerminkan kembali apa yang membantu mengatasi rasa tidak amannya. Spears tampaknya merujuk pada saat dia mencatat prestasinya.
"Tahun lalu adalah pertumbuhan bagi saya, saya masih punya cara untuk pergi," tulis pelantun "Gimme More" itu di foto lainnya.
Sekali lagi, Spears berharap tahun ini jadi momen untuk lebih mendorong dirinya melakukan hal-hal yang sebelumnya menjadi ketakutan terbesar.
“Kami hanyalah manusia biasa dan saya bukan wanita super, tetapi saya tahu apa yang membuat saya bahagia dan memberi saya kegembiraan, dan saya mencoba merenungkan tempat-tempat dan pikiran-pikiran yang memungkinkan saya untuk mengalaminya,” ungkap Spears.
Beberapa waktu lalu, Spears mengungkap kebahagiaan setelah berakhirnya konservatori selama kurang lebih 13 tahun terakhir. Spears juga mengungkap telah menjalani apa yang dia sebut sebagai "pengobatan benar". Pengobatan yang dimaksud tampaknya adalah sebuah proses terapi bukan oleh tenaga medis.