Kamis 30 Dec 2021 02:08 WIB

Teknologi Blockchain untuk Menekan Penyebaran Virus Corona, Memang Bisa?

Blockchain bisa digunakan untuk melacak keberadaan tangki oksigen.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Blockchain. ilustrasi
Foto: Tech Explore
Blockchain. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah menjadi bencana besar bagi kemanusiaan. Namun, selalu ada hikmah di setiap krisis. Dalam konteks pandemi, teknologi blockchain ternyata mampu membuktikan diri sebagai teknologi penuh potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menekan penyebaran virus corona.

Menurut COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda, pandemi Covid-19 yang merupakan masalah kesehatan global. Pandemi bukan hanya memengaruhi orang di seluruh dunia, tetapi juga sektor industri dan perusahaan.

Baca Juga

Ternyata hal ini mampu mendorong penerimaan tekno logi inovatif seperti penerapan blockchain dalam perawatan kesehatan.

"Kita tahu blockchain cocok untuk digunakan di sektor kesehatan karena banyak data terkait kesehatan yang dihasilkan. Selain itu, tak sedikit pula data yang perlu dilacak," kata pria yang biasa disapa Manda ini.

Menurut dia, blockchain kini telah diterapkan oleh berbagai agensi kesehatan global. Di antaranya, di US Center of Disease Control and Prevention dan World Health Organization (WHO) untuk melacak pasien dan korban Covid-19.

"Ketika kita menggunakan blockchain, kita perlu memastikan bahwa data pasien akan tetap aman karena akan dienkripsi dan didesentralisasi. Sehingga, orang tidak dapat memanipulasi dan juga mengedit data," ujar dia.

Selanjutnya, menurut Manda, blockchain juga dapat diimplementasikan untuk berbagai kebutuhan. Contoh kasus penggunaan lainnya, seperti menyimpan data pasien, riwayat kesehatan, dan sebagai alat mentransfer data yang aman, hingga mengatur rantai pasokan per alatan medis serta obat-obatan.

Dari aspek riset, blockchain juga dapat menyumbang data, sementara peneliti dapat mengolah data dengan sumber yang dapat diandalkan. Manda meyakini, pemanfaatan teknologi blockchain dapat memitigasi risiko dan mengoptimalkan sumber daya selama pandemi.

Blockchain juga memiliki kemampuan menjaga kredibilitas data karena ia tidak diubah tanpa otorisasi yang tepat. Dengan demikian, proses pengamanan data, seperti pengolahan rekam medis akan bermanfaat. Bukan hanya untuk pasien, tetapi juga rumah sakit, sektor publik, pemerintah dan industri.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement