REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Rr Laeny Sulistyawati, Antara
Kasus positif varian Omicron terus bertambah. Hari ini pemerintah mengumumkan total sudah teridentifikasi 68 kasus positif Omicron.
Pertambahan kasus Omicron namun belum membuat pemerintah mengetatkan kebijakan di masa liburan pergantian tahun. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan belum menyusun kebijakan baru terkait sudah masuknya varian Omicron di Indonesia.
"Karena ini masih pada level terbatas, terutama mereka yang datang dari luar negeri dan kami sudah melakukan pengawalan yang ketat di pintu masuk, mulai darat, laut dan udara," kata Muhadjir, Rabu (29/12). Seandainya ada kenaikan, sambungnya, diharapkan tidak akan sampai menciptakan gelombang berikutnya. Sehingga belum ada perubahan dalam kebijakan libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
"Hanya kita awasi lebih ketat saja, terutama tempat kerumunan dan pintu masuk yang kemungkinan ada celah akan kita siasati lebih," ujarnya.
Perihal transmisi lokal yang juga sudah ditemukan, menurut Muhadjir masih bisa dikontrol, dalam artian belum sampai berkembang biak. "Mudah-mudahan. Sepanjang penjelasan Pak Menteri Kesehatan, Insya Allah semua masih terkendali," katanya.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi, melalui keterangan tertulis, mengatakan 21 kasus baru varian Omicron merupakan pelaku perjalanan luar negeri. Mereka terdiri dari 16 Warga Negara Indonesia (WNI) dan lima warga negara asing (WNA).
Negara kedatangan paling banyak adalah Arab Saudi dan Turki. Sampai saat ini kasus Omicron di Indonesia kebanyakan dari pelaku perjalanan luar negeri.
Nadia mengimbau masyarakat untuk tidak panik menghadapi masuknya Omicron di Indonesia. Ia mengatakan upaya pelacakan kasus sedang diintensifkan di berbagai daerah untuk mendeteksi dini penyebaran Omicron sehingga dapat dicegah.
"Memang sejak semalam ada beberapa peristiwa evakuasi pasien di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan, tapi belum tentu juga Omicron. Bisa saja Covid-19 saja," katanya.
Nadia mengatakan pengetatan di pintu masuk negara terus dilakukan, terutama di perbatasan laut dan darat. "Positivity rate di pintu masuk laut dan darat 10 kali lebih tinggi daripada di udara," katanya.
Nadia mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas dan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. "Kesadaran diri dan menahan keinginan berpergian harus dilakukan. Saya meminta masyarakat untuk bekerja sama mencegah penularan virus Covid-19 dengan menahan diri tidak bepergian," ujarnya.