Sabtu 01 Jan 2022 17:57 WIB

Kasus Omicron Melonjak Lagi, Kemenkes: Jangan Egois!

Sebanyak 68 kasus baru adalah pelaku perjalanan luar negeri.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ilham Tirta
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: Dok Kemenkes
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Omicron di Indonesia bertambah 68 orang pada Jumat (31/12), sehingga total kasus konfirmasi sebanyak 136 orang. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan, 68 Kasus baru berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri dan 11 di antaranya merupakan WNA.

“Semua kasus merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri, dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat”, kata Nadia, Sabtu (1/1).

Baca Juga

Dari 68 kasus konfirmasi omicron tersebut, sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala, 29 orang sakit dengan gejala ringan, 1 orang sakit dengan gejala sedang, dan 9 orang lainnya tanpa keterangan.

Data WHO dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat omicron dibandingkan dengan delta dan dengan mempertimbangkan tingkat penularan dan risiko keparahan, maka didapat hasil bahwa kemungkinan akan terjadi peningkatan penambahan kasus yang cepat akibat omicron. Akan tetapi diiringi dengan tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit atau ICU yang lebih rendah dibandingkan dengan periode delta.

Artinya, varian omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi, tapi dengan risiko sakit berat yang rendah. Hal itu sesuai dengan hasil dua penelitian laboratorium terbaru di Inggris yang menunjukkan alasan gejala omicron bisa lebih ringan daripada varian lainnya seperti delta dan alpha.

Studi menyatakan, omicron kurang efektif menyerang sel paru-paru, area di mana bisa paling dirusak oleh varian lain. Namun, di balik kelemahannya itu, omicron menjadi varian yang paling menular dari yang lainnya.

Sebanyak 31 ilmuwan dari universitas yang berbeda berkolaborasi dalam proyek untuk studi pertama omicron itu. Studi kedua ditulis oleh 34 ilmuwan dari lembaga Skotlandia dan Inggris. Kedua penelitian tersebut diterbitkan dalam bentuk pracetak, yang berarti mereka belum ditinjau oleh ilmuwan lain.

Para peneliti mengatakan, banyak mutasi omicron tampaknya telah sepenuhnya mengubah cara varian mereplikasi dirinya sendiri di dalam tubuh. “Omicron sebenarnya melakukan kerja sendiri dalam banyak cara," kata Ravindra Gupta, peneliti varian terkemuka dari Cambridge University dan penulis studi pertama, kepada Insider dilansir Sabtu (1/1).

Walaupun begitu, Kemenkes meminta masyarakat Indonesia tetap harus waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat. Karena itu, upaya pencegahan dan pengendalian, serta upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan.

Nadia menghimbau masyarakat menahan diri tidak bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan omicron yang sangat tinggi. “Jangan egois! harus bisa menahan diri untuk tidak bepergian dulu ke negara dengan transmisi penularan Covid-19 yang sangat tinggi seperti Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Kita harus bekerja sama melindungi orang terdekat kita dari tertular Covid-19. Mari kita menahan diri” tegas dr Nadia.

Pasien Wisma Atlet naik

Kenaikan kasus omicron bersamaan dengan naiknya kasus rawat inap di Rumah Sakit Darurat Khusus Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Per Sabtu (1/1),  pasien bertambah 74 orang dibandingkan pada Jumat sebelumnya.

Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian mengatakan, jumlah pasien rawat inap terkonfirmasi di Tower 5 dan 6 sebanyak 729 orang meliputi 348 pria serta 381 wanita, naik dari 655 orang sebelumnya. "Ada penambahan 74 pasien rawat inap," kata Aris dalam keterangan persnya Sabtu.

Ia juga menambahkan, terhitung sejak 23 Maret 2020 sampai 1 Januari 2022, tepatnya pukul 08.00 WIB, jumlah pasien yang dirujuk ke RSDC Wisma Atlet mencapai 130.661 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 128.279 pasien dinyatakan sembuh. Ada 1.057 pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain. Kemudian, ada 596 pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement