Rabu 19 Jan 2022 03:21 WIB

Peneliti: Ancaman Badak Sumatra Sudah Berubah

Sebagian badak sumatra yang sudah diselamatkan juga punya persoalan reproduksi.

Red: Ratna Puspita
Peneliti mengatakan, jerat bukan hal utama karena hasil studi tahun 2020 menyebutkan hampir semua badak di captivity memiliki masalah reproduksi. (Foto: Badak Sumatra)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Peneliti mengatakan, jerat bukan hal utama karena hasil studi tahun 2020 menyebutkan hampir semua badak di captivity memiliki masalah reproduksi. (Foto: Badak Sumatra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Peneliti satwa liar dan ekologi Universitas Indonesia Sunarto mengatakan proteksi untuk badak sumatra memang kunci tetapi upaya penyelamatan populasi sangat penting untuk saat ini. Sunarto mengatakan bahwa masalah habitat memang pernah menjadi persoalan panjang dalam penyelamatan satwa liar bernama latin Dicerorhinus sumatrensis itu. 

Akan tetapi, sekarang populasi yang makin tertekan dan perburuan berkepanjangan menjadi persoalan terbesar. "Mau diproteksi habitatnya kayak apa pun tetapi populasinya sudah melewati ambang batas, tidak ada pilihan lain saat ini rescue yang paling penting," ujar dia dalam diskusi virtual Auriga Ngopi Hutan #5: Kinerja Konservasi Badak Sumatra secara daring yang diikuti dari Jakarta, Selasa (18/1/2022).

Baca Juga

Sebagian badak sumatra yang sudah diselamatkan juga punya persoalan reproduksi. Masalah hormon menjadi persoalan, sama halnya terjadi juga pada manusia, atau mamalia besar lainnya. 

Banyak hal yang belum paham, dahulu ancaman badak sumatra sama dengan harimau, gajah, orang utan. Namun, lanjut dia, kini sudah berbeda, jerat bukan hal utama karena hasil studi tahun 2020 menyebutkan hampir semua badak di captivity memiliki masalah reproduksi.