REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan kabar baik di tengah kenaikan kasus positif nasional yang saat ini tengah mengalami lonjakan menjadi 56 ribu kasus dalam satu pekan ini. Wiku menyebut, peningkatan kasus positif yang sangat tinggi ini tidak diikuti dengan lonjakan kasus kematian.
“Kabar baiknya, peningkatan kasus positif yang sangat tinggi tidak diikuti oleh peningkatan kematian yang sama tingginya,” ujar Wiku saat konferensi pers melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, dikutip pada Kamis (3/2/2022).
Meskipun begitu, kasus kematian saat ini mengalami kenaikan 14 kali lipat jika dibandingkan 1 Januari lalu. Namun, jumlahnya masih jauh lebih sedikit jika dibandingkan kasus kematian pada gelombang pertama di akhir 2020 lalu.
Dengan jumlah kasus positif yang sama, kata Wiku, jumlah kematian harian saat ini sebanyak 28 kematian. Sedangkan pada gelombang pertama, kasus kematian mencapai hingga lebih dari 300 orang dalam sehari.
Wiku mengatakan, bertambahnya jumlah kasus kematian akibat Covid-19 menandakan varian Omicron masih bisa menjadi ancaman bagi kelompok rentan, seperti lansia dan pasien dengan komorbid. Ia melanjutkan, tren kematian yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tren pada gelombang pertama dengan jumlah kasus positif yang sama menunjukan bahwa sebagian besar kasus positif yang ada memiliki peluang kesembuhan yang lebih besar.
“Bahkan pada pasien positif Omicron, 90 mengalami gejala ringan dan asimtomatik atau tanpa gejala. Untuk itu pemerintah berkomitmen untuk terus mengupayakan peningkatan kesembuhan bagi pasien Covid-19,” ujar dia.