Rabu 09 Feb 2022 01:12 WIB

Penambahan Kasus Nasional Didominasi Provinsi di Jawa dan Bali

Kenaikan kasus harian di beberapa provinsi melampaui puncak gelombang kedua.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Juru Bicara Pemerintah untuk  Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, seluruh provinsi di Indonesia saat ini telah mengalami kenaikan kasus Covid-19. Namun, lebih dari 90 persen penambahan kasus nasional disumbangkan provinsi-provinsi di Pulau Jawa dan Bali.

Yakni DKI Jakarta yang bertambah 44 ribu kasus, Jawa Barat bertambah 28 ribu kasus, Banten bertambah 15 ribu, Bali bertambah 7.500, Jawa Timur bertambah 7 ribu, Jawa Tengah bertambah 3.500, serta DIY bertambah 1.000 kasus.

Baca Juga

“Lebih dari 90 persen penambahan kasus nasional disumbangkan oleh provinsi-provinsi di Pulau Jawa dan Bali,” kata Wiku saat konferensi pers perkembangan kasus Covid-19, Selasa (8/2/2022).

Selain itu, kenaikan kasus harian di beberapa provinsi juga tercatat telah melampaui kasus harian pada puncak gelombang kedua. Yakni di DKI Jakarta yang mengalami kenaikan hingga 15.800 kasus, Banten naik 4.800 kasus, dan Bali naik 2 ribu kasus.

Karena itu, ia menekankan pentingnya upaya untuk menekan laju penambahan kasus positif saat ini. Pertama yakni melalui pengendalian kasus di daerah penyumbang kenaikan kasus tertinggi sebagai hotspot penularan.

Wiku mengatakan, penularan saat ini masih terpusat di Pulau Jawa dan Bali, khususnya di wilayah aglomerasi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan juga Banten. Karena itu, ia mengimbau pemerintah daerah agar serius dalam menegakkan kebijakan protokol kesehatan, terutama bagi daerah dengan PPKM Level 3.

Upaya kedua yakni pengendalian mobilitas agar kasus di daerah hotspot tidak meluas. Wiku menjelaskan, pengendalian kasus di daerah hotspot Jawa-Bali terutama pada wilayah aglomerasi seperti DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat menentukan perlindungan terhadap wilayah lain yang kasusnya belum tinggi.

“Sebab, sedikit saja lolosnya orang positif dari daerah hotspot, dapat berkontribusi atas naiknya kasus di daerah lain. Sehingga testing merupakan penentu mobilitas yang aman,” jelas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement