Jumat 11 Feb 2022 13:17 WIB

Proyek Kereta Cepat Diklaim Sumbang Penerimaan Negara Rp 5,34 Triliun

69,7 persen dari total belanja pengadaan proyek kereta cepat menggunakan barang lokal

Red: Nidia Zuraya
Foto aerial proyek Tunnel 6 Kereta Cepat Jakarta Bandung sepanjang 4.478 meter di kawasan Cikalong Wetan, Depok, Purwaarta, Kamis (27/1/2022). PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah menyumbang penerimaan negara sebesar Rp 5,34 triliun hingga akhir Desember 2021.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Foto aerial proyek Tunnel 6 Kereta Cepat Jakarta Bandung sepanjang 4.478 meter di kawasan Cikalong Wetan, Depok, Purwaarta, Kamis (27/1/2022). PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah menyumbang penerimaan negara sebesar Rp 5,34 triliun hingga akhir Desember 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah menyumbang penerimaan negara sebesar Rp 5,34 triliun hingga akhir Desember 2021."Kontribusi KCJB untuk penerimaan negara sampai 31 Desember 2021 sudah mencapai Rp 5,34 triliun," kata Presiden Direktur PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi dalam pernyataan di Jakarta, Jumat (11/2/2022).

Ia memaparkan kontribusi itu diantaranya kewajiban pajak Rp 3,37 triliun, pembayaran penggantian PBB rumija Rp 16,9 miliar, pembayaran sewa BMN untuk stasiun Halim sampai 50 tahun ke depan sebesar Rp 1,16 triliun, pembayaran sewa rumija tol trase KCJB Rp436,8 miliar. 

Baca Juga

Dwiyana juga menambahkan selama ini sebanyak 69,7 persen dari total belanja pengadaan untuk proyek kereta cepat menggunakan barang modal lokal yang memberikan dampak kepada pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, proyek ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi warga terdampak lewat realisasi pengadaan lahan sebesar Rp15 triliun yang dibayarkan langsung serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi 13.477 tenaga lokal.

Dalam kesempatan ini, ia memaparkan KCIC juga telah mendapatkan setoran sebagai Penyertaan Modal Negara (PMN) dari PT KAI melalui PT PSBI selaku konsorsium BUMN Indonesia untuk proyek kereta cepat pada akhir Desember 2021. Dengan demikian, komposisi pembiayaan untuk proyek ini antara lain berasal dari pinjaman CDB, ekuitas melalui PSBI dan BUMN China.