REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 24 media siber utama di Indonesia kembali berkolaborasi dalam Cekfakta.com untuk menangkal hoaks maupun disinformasi menjelang Pemilihan Umum 2024. Kolaborasi 24 media ini melibatkan lembaga inisiator Cekfakta.com, yakni Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).
Media siber tersebut antara lain Republika.co.id, Tirto.id, Katadata, Antara, Suara.com, Detik.com, Kompas.com, Liputan6.com, KBR, Tempo.co, Viva.co.id, Kabarmedan, Kabarmakassar, Beritajatim, Riauonline, TheJakartapost, Beritasatu, Kontan.co.id, Bisnis.com, Dream.co.id, Medcom.id, TimesIndonesia, Merdeka.com, The Conversation. Para pimpinan 24 media ini melakukan penandatanganan secara virtual yang menandai dilanjutkan kembali kolaborasi media online dalam cekfakta.com 2022-2024.
Koordinator Cekfakta.com Adi Marsiela menilai pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk menangkal hoaks yang terus muncul apalagi menjelang Pemilu 2024. Adi mengatakan, berkaca dari hoaks-hoaks yang terjadi Pemilu sebelumnya, Pemilu 2024 akan lebih berat.
"Kami berupaya memperkuat kelembagaan di Cekfakta.com agar kita bisa sama-sama melakukan pekerjaan cek fakta yang ke depan akan lebih berat berkaca dari kejadian di pemilu Pemilu sebelumnya," ujar Adi dalam konferensi pers Kolaborasi Menangkal Hoaks Menjelang Pemilu 2024, Kamis (17/2/2022).
Adi mengatakan, Pemilu 2024 menjadi satu tantangan dan fokus tim Cek Fakta ke depan. Ini agar demokrasi di Indonesia semakin baik dan ekosistem informasi lebih jernih dan tidak terpolarisasi seperti pengalaman Pemilu 2019 lalu.
Ia pun berharap kolaborasi tidak hanya dengan media massa tetapi juga bersama dengan penyelenggara pemilu dan berbagai pihak lainnya. "Dampaknya kita sudah bisa pahami, kita bisa melihat sampai saat ini polarisasi itu masih terasa residu-residunya dan itu kenapa kami berharap ada kolaborasi ke depan yang lebih besar," kata Adi.
Meski Pemilu 2024 masih dua tahun lagi, Adi menilai kolaborasi sudah harus dimulai pada 2022. Ia juga berharap peran masyarakat sipil dalam kolaborasi fakta untuk penangkal peredaran informasi bohong yang dapat memperkeruh suasana dan mengaburkan informasi penting bagi masyarakat.
"Kita juga akan berupaya untuk meningkatkan kerja-kerja atau peran dari masyarakat sipil yang memang selama ini berkonsentrasi untuk kemudian melakukan cek fakta atau pemeriksaan fakta," katanya.
Namun selama ini, salah satu kendalanya adalah pemeriksa fakta yang tidak tergabung di media bisa terancam dengan Undang-undang ITE. Karena itu, kendala itu diantisipasi dengan dibuatnya Standar Operasional Prosedur Mekanisme Kerja dan Koordinasi Kolaborasi Cekfakta.com
Dalam kesempatan itu juga sekaligus diluncurkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Mekanisme Kerja dan Koordinasi Kolaborasi Cekfakta.com. Sekretaris Jenderal AMSI Wahyu Dhyatmika mengatakan, MOU dengan 24 media ini menjadi penyegaran komitmen media dalam upaya menangkal hoaks di ruang publik.
Wahyu berharap jumlah media ikut yang berkolaborasi di Cekfakta.com bisa terus bertambah. "Targetnya mau jadi 100, mau nambah 35-40 media lagi dan mudah-mudahan nanti lebih banyak media lokal yang terwakili karena kita ingin cekfakta.com betul betul menjadi gerakan masyarakat sipil tidak hanya media, tapi melibatkan semua," katanya.