Senin 21 Feb 2022 13:21 WIB

Balada Tahu Tempe yang Kian Mengecil Ukurannya di Tanah Air

Pengrajin tahu tempe hanya bisa mengecilkan ukuran saat harga kedelai naik.

Red: Indira Rezkisari
Sejumlah perajin tempe saat melakukan aksi unjuk rasa di Sentra Produksi Tempe, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Senin (21/2/2022). Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas melambungnya harga kacang kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tempe dalam beberapa pekan terakhir dari Rp 800 ribu per kwintal hingga kini mencapai Rp 1,1 juta per kwintal. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah perajin tempe saat melakukan aksi unjuk rasa di Sentra Produksi Tempe, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Senin (21/2/2022). Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas melambungnya harga kacang kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tempe dalam beberapa pekan terakhir dari Rp 800 ribu per kwintal hingga kini mencapai Rp 1,1 juta per kwintal. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, oleh S Bowo Pribadi, Muhammad Fauzi Ridwan, Idealisa Masyrafina, Nawir Arsyad Akbar, Dessy Suciati Saputri, Dedy Darmawan Nasution

“Untung perajin tahu sekarang sangat tipis, duit tabungan bocor untuk menutup biaya produksi. Situasinya sedang berat bagi perajin tahu.”

Baca Juga

Keluh kesah ini keluar dari mulut Sukarni (50), pemilik usaha produksi tahu di lingkungan Jatisari, RT 07/ RW 05 Kelurahan Gedanganak, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (21/2/2022). Menurutnya, beban produksi para perajin tahu untuk saat ini tidak melulu hanya kedelai yang harganya mahal, namun juga minyak goreng yang terkadang masih sulit didapatkan dan belum lagi bahan bakar dan gaji karyawan.

Ia mengaku untuk bahan baku kedelai, ia selalu membeli persediaan untuk kebutuhan satu bulan. Untuk kebutuhan kedelai saja mencapai 2,5 ton per bulan atau Rp 2,5 juta. “Tetapi itu pembelian kedelai bulan kemarin, untuk kebutuhan satu bulan ke depan, distributornya sudah memberi aba-aba (harga kedelai) naik menjadi Rp 11.000 per kilogram,” jelasnya.