REPUBLIKA.CO.ID, LVIV -- Stasiun kereta api di kota Lviv, bagian barat Ukraina, dipadati warga pada Rabu pagi (2/3/2022) yang mencoba melarikan diri di tengah perang dengan Rusia.
Banyak sukarelawan membagikan minuman panas dan makanan kepada mereka yang menunggu kereta api untuk membawa ke tempat aman di Polandia.
“Semua orang ini datang ke sini hanya untuk saling membantu. Selain itu, banyak orang dari berbagai negara datang ke sini untuk mendukung kami,” kata Andrii Andriiuk, salah satu relawan kepada Anadolu Agency.
Di kota, di mana jam malam diberlakukan mulai pukul 10 malam hingga pukul 6 pagi, banyak warga menghabiskan malam berkumpul di sekitar api unggun di luar stasiun.
Rusia memulai serangannya di Ukraina pada 24 Februari. Serangan itu telah mengakibatkan sedikitnya 136 warga sipil tewas, termasuk 13 anak, menurut perkiraan PBB. Sekitar 400 lainnya terluka, termasuk 26 anak-anak.
Serangan nasional telah menyebabkan hampir 680.000 orang melarikan diri dari Ukraina ke negara-negara tetangga, menurut badan internasional itu. Rusia mengintensifkan pemboman udara dan artileri minggu ini, terutama di ibu kota, Kyiv, dan kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, tempat ledakan besar mengguncang Lapangan Kebebasan.
Kharkiv, yang berdekatan dengan perbatasan Rusia, adalah rumah bagi sekitar 1,5 juta orang, sementara penduduk Kyiv memiliki populasi 3 juta.
Baca juga:
Meksiko Menolak Jatuhkan Sanksi kepada Rusia atas Invasi di Ukraina
Harga Gas Elpiji 3 Kg di Wilayah Cirebon dan Sekitarnya Melejit
Miliarder Rusia Kembali Tolak Perang di Ukraina