Senin 14 Mar 2022 17:51 WIB

Berbatasan dengan Hong Kong, Penduduk di Shenzhen Terkena Kebijakan Lockdown

Kota Shenzhen akan meluncurkan tiga putaran pengujian massal.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Foto udara menunjukkan fasilitas isolasi Covid-19 dan jembatan sementara yang menghubungkan Shenzen dan Hong Kong, Jumat (11/3/2022).
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Foto udara menunjukkan fasilitas isolasi Covid-19 dan jembatan sementara yang menghubungkan Shenzen dan Hong Kong, Jumat (11/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Otoritas kesehatan nasional China pada Senin (14/3/2022) melaporkan 1.437 kasus Covid-19 baru yang dikonfirmasi pada Ahad (13/3/2022). Sementara itu pemerintah China menempatkan 17 juta penduduk di Shenzhen dalam kebijakan lockdown atau karantina wilayah pada Ahad.

Angka kasus baru mengalami penurunan dibandingkan dengan 1.938 sehari sebelumnya. Sementara itu dari kasus baru, 1.337 ditransmisikan secara lokal dibandingkan dengan 1.807 sehari sebelumnya.

Baca Juga

"Jumlah kasus baru tanpa gejala, yang tidak diklasifikasikan China sebagai kasus yang dikonfirmasi, mencapai 906 dibandingkan dengan 1.455 sehari sebelumnya," kata Komisi Kesehatan Nasional China seperti dilansir laman Channel News Asia, Senin.

Tidak ada kematian baru yang dilaporkan hingga Ahad, sehingga jumlah kematian tidak berubah di 4.636. Pada Ahad, China daratan telah mengkonfirmasi 116.902 kasus.

Pemerintah pusat teknologi selatan Shenzhen, kota yang berbatasan dengan Hong Kong mengatakan kepada semua penduduk untuk tinggal di rumah. Ini terjadi ketika kota itu berjuang untuk memberantas wabah omicron yang terkait dengan negara tetangga yang dilanda virus Hong Kong.

"Lockdown dan penangguhan transportasi umum akan berlangsung hingga 20 Maret," kata pemberitahuan pemerintah kota.

Kota Shenzhen akan meluncurkan tiga putaran pengujian massal. Langkah ini memperpanjang penguncian sebelumnya yang diberlakukan di kawasan pusat bisnis kota.

Shenzhen melaporkan 66 infeksi baru pada Ahad, sebagian kecil dari 32.430 dikonfirmasi pada hari yang sama di Hong Kong. Sementara itu, saham Hong Kong turun hampir 4 persen pada Senin, turun di bawah 20 ribu untuk pertama kalinya dalam hampir enam tahun.

Hal ini karena perusahaan teknologi dilanda kekhawatiran atas tindakan keras China terhadap sektor ini dan karena pusat teknologi negara itu, Shenzhen, dikunci. Indeks Hang Seng turun 3,81 persen, atau 782,32 poin, menjadi 19.771,47

"Jika pencegahan dan pengendalian tidak diperkuat secara tepat waktu dan tegas, itu bisa dengan mudah menjadi penularan masyarakat skala besar," kata pejabat kesehatan Shenzhen Lin Hancheng.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement