Rabu 16 Mar 2022 19:09 WIB

Minyak GorengTembus di Atas Rp 45 Ribu per 2 Liter, Warga Menjerit!

Warga harus berputar otak untuk mengatur pengeluaran sehari-hari.

Rep: Eva Rianti/ Red: Teguh Firmansyah
 Konsumen membeli minyak goreng kemasan di Yogya Department Store, Jalan K HZ Mustofa, Kota Tasikmalaya, Rabu (16/3/2022). Di tempat itu, harga minyak goreng dijual dengan harga Rp 47.800 per kemasan isi dua liter.
Foto: Republika/Bayu Adji
Konsumen membeli minyak goreng kemasan di Yogya Department Store, Jalan K HZ Mustofa, Kota Tasikmalaya, Rabu (16/3/2022). Di tempat itu, harga minyak goreng dijual dengan harga Rp 47.800 per kemasan isi dua liter.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Minyak goreng kemasan di toko-toko ritel di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dikabarkan dipatok dengan harga Rp47.300 per 2 liter per Rabu (16/3/2022). Warga mengaku sangat keberatan dengan harga 'ledakan' komoditas tersebut, namun juga dilema mengingat kondisi kelangkaan minyak goreng saat diberlakukan subsidi.

"Normal per hari ini Rp47.300 kemasan dua liter," ujar salah satu pegawai toko ritel di Kota Tangsel, Budi saat ditemui, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga

Namun, stok minyak goreng per hari ini terpantau kosong. Budi menyebut pasokan akan datang kemungkinan pada malam hari. Dengan adanya kebijakan anyar harga minyak goreng itu, ada kemungkinan stok yang datang lebih lancar dibandingkan saat harga bersubsidi Rp28 ribu per 2 liter.

"Stok waktu harga subsidi tiga atau empat karton saja, normalnya puluhan karton. Belum tahu nanti malam stoknya datang berapa, mungkin normal lagi," terangnya.

Menanggapi kondisi harga minyak goreng terbaru, salah satu warga Tangsel, Eni (48 tahun) mengatakan, harga tersebut dinilai mencekik masyarakat. Kondisi itu memberatkan warga karena saat ini banyak bahan pokok yang memang rata-rata naik, terlebih masih kondisi pandemi Covid-19.

"Beratlah pasti dengan harga segitu. Harus benar-benar putar otak untuk menghemat pengeluaran sehari-hari. Tapi bingung juga kalau langka terus selama ada subsidi," kata Eni.

Hal senada dirasakan oleh Devi (25). Dia mengatakan, bimbang dengan kondisi ketersediaan dan harga minyak goreng kemasan saat ini. Ketika ditanya memilih antara barang susah didapat, tapi harga murah atau barang banyak tapi harga mahal, dia menolak kedua opsi.

"Enggak dua-duanya. Maunya barang murah tapi ada (stoknya). Jangan sampai kayak gini kan kasihan, sudah pandemi begini, warga jadi makin kesulitan," kata dia.

Selama masa subsidi minyak goreng dengan kondisi kelangkaan, Devi mengaku kesulitan memperoleh komoditas tersebut. Sekalipun tersedia, harganya mahal, dan dia mengaku memilih menahan diri untuk membelinya. Sebagai alternatif, dia pun memilih minyak goreng curah karena harganya lebih murah.

"Misalkan sudah kepepet, harganya mahal pun enggak saya beli, palingan beli minyak curah. Menurut saya sebagai emak-emak Rp38 ribu atau Rp40 ribu per 2 liter saja sudah mahal, apalagi sampai Rp47 ribu," terangnya.

Baca juga : Subsidi Minyak Goreng Kemasan Dicabut, Warga Garut Diminta tak Panik

Diketahui, Pemerintah resmi memutuskan untuk melepaskan harga minyak goreng kemasan sederhana dan premium sesuai harga pasar dan hanya mengatur harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah. Dengan kebijakan tersebut, harga minyak goreng kemasan di level konsumen tentu akan mengalami kenaikan sesuai tingkat harga minyak sawit (CPO) internasional.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga, mengatakan, dengan harga CPO KBPN Dumai saat ini sebesar Rp 15.864 per kilogram (kg), harga minyak goreng kemasan sederhana di level konsumen bisa mencapai Rp 23 ribu per liter. "Untuk kemasan premium, kami perhitungkan itu maksimum Rp 24.800 per liter jika dengan patokan harga CPO saat ini," kata Sahat, Rabu (16/3/2022).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement