Rabu 23 Mar 2022 23:05 WIB

Kasus Infeksi Covid-19 Korsel Tembus 10 Juta

Kasus Covid-19 di Korsel tembus 10 juta atau hampir 20 persen populasi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Warga mengantre untuk dites Covid-19 di Seoul, Korea Selatan.  Total kasus infeksi virus Corona Negeri Ginseng tembus 10 juta atau hampir 20 persen populasi.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Warga mengantre untuk dites Covid-19 di Seoul, Korea Selatan. Total kasus infeksi virus Corona Negeri Ginseng tembus 10 juta atau hampir 20 persen populasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengatakan total kasus infeksi virus Corona Negeri Ginseng tembus 10 juta atau hampir 20 persen populasi. Sementara angka kasus gejala berat dan kematian meningkat sehingga banyak krematorium dan rumah duka yang kewalahan menerima pesanan.

Korsel berusaha mengatasi gelombang Covid-19 varian omicron yang sangat menular meski sudah menghentikan program pelacakan dan karantina serta melonggarkan peraturan pembatasan sosial.

Pada Rabu (23/3/2022) Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korsel (KDCA) melaporkan Selasa (23/3/2022) kemarin kasus infeksi virus Corona bertambah 490.881, tertinggi kedua pada puncak penularan virus 16 Maret lalu yang sebanyak 621.205.

Total kasus infeksi menjadi 10.427.247 dengan 13.432 kasus  kematian naik 219 dibanding hari sebelumnya. Angka kasus infeksi dan kematian Covid-19 di Korsel masih dibawah negara-negara lain, hampir 87 persen dari 52 juta warganya sudah divaksin lengkap dan 63 persen diantaranya menerima vaksin penguat.

Namun dalam enam pekan terakhir angka kematian naik hampir dua kali lipat. Puncaknya pada Jumat (18/3/2022) pekan lalu, sebanyak 429 kasus kematian dalam satu hari. Sehingga banyak yang warga memesan krematorium dan rumah duka.

Pada Senin (21/3/2022) lalu Kementerian Kesehatan memerintahkan 60 krematorium di seluruh Korsel untuk menambah jam operasionalnya dari lima jam hingga ke tujuh jam. Sebanyak 1.136 rumah duka dapat menampung sekitar 8.700 jenazah.

"Kapasitas krematorium ditingkatkan, tapi masih ada kesenjangan antara daerah," kata Menteri Kesehatan Son Young-rae.

Pekan lalu pihak berwenang sudah meningkatkan kapasitas harian krematorium gabungan dari 1.000 menjadi 1.400 per hari. Tapi, kata Son, antrian jenazah masih dilaporkan di daerah padat penduduk Seoul.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan pada Senin lalu 28 krematorium di Kota Seoul mengoperasikan 114,2 persen kapasitasnya. Sementara rasio di daerah lain seperti Sejong dan Jejo masih 83 persen.

Son mengatakan krematorium untuk sementara waktu diizinkan menerima pesanan dari luar daerah. Langkah yang dilarang beberapa pemerintah daerah.

Pejabat Kementerian Kesehatan lainnya Park Hyang mengatakan dalam dua pekan terakhir jumlah pasien yang sakit kritis sudah di atas 1.000 orang tapi dapat bertambah menjadi 2.000 pada awal April. Okupansi unit gawat darurat pada Rabu ini sudah terisi  64,4 persen, naik dibanding dua pekan sebelumnya yang sebanyak 59 persen.

Sebagai salah satu upaya menanggulangi gejala berat dan kematian badan keamanan obat-obatan Korsel mengizinkan penggunaan darurat obat Covid-19 dari Merck & Co untuk orang dewasa. Tablet molnupravir yang nama dagangnya Lagevrio merupakan obat oral kedua yang diizinkan pemerintah Korsel setelah Paxlovid dari Pfizer Inc.  

Lagevrio hanya boleh diberikan pada pasien berusia 18 tahun ke atas dan tidak boleh diberikan pada ibu hamil. Badan obat-obatan Korsel menambahkan juga tidak bisa diberikan bersamaan dengan obat suntik atau Paxlovid.

"Sistem kesehatan saat ini sangat tertekan, walaupun masih beroperasi dalam cakupan yang masih bisa dikelola," kata Park dalam konferensi pers.

"Kedepannya kami akan lebih fokus pada kelompok resiko tinggi dan memeriksanya terus-menerus untuk memastikan tidak ada titik buta," tambahnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement