Rabu 23 Mar 2022 18:36 WIB

BPRS Kerja Sama dengan SMF untuk Salurkan KPR

BPRS memiliki produk terkait pembiayaan perumahan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Layanan di BPRS, ilustrasi
Layanan di BPRS, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kompartemen Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) menggandeng PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) untuk peningkatan kapasitas penyaluran pembiayaan perumahan dan atau pemukiman. Ketua Kompartemen BPRS Asbisindo, Cahyo Kartiko menyampaikan kerja sama ini diharap bisa membantu meningkatkan portofolio pembiayaan KPR BPRS.

"Kita selama ini memang masih kurang untuk pembiayaan KPR, kendalanya cukup banyak," kata dia dalam seremoni penandatanganan kerja sama yang digelar di Bogor, Rabu (23/3/2022).

Baca Juga

Menurutnya, BPRS memiliki produk terkait pembiayaan perumahan, seperti salah satunya pembiayaan akad murabahah untuk renovasi rumah. Namun pada banyak kasus, pembiayaan ini tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya.  

Misal, dana tersebut akhirnya tidak digunakan untuk renovasi melainkan untuk pendidikan anak. Pembiayaan KPR dari BPRS juga banyak mengalami kendala pengawasan saat bekerja sama dengan pengembang atau nasabah tidak bertanggung jawab.

BPRS masih ragu untuk menyalurkan KPR juga karena risikonya cukup tinggi dari sisi pengelolaan keuangan. Misal adanya missmatch margin, daya saing, hingga missmatch pengelolaan likuiditas.

"Banyak yang ragu karena marginnya seperti tidak bisa bersaing, bank besar itu bisa berikan hanya lima persen, ada juga missmatch likuiditas karena KPR itu tenornya biasanya panjang hingga ada yang 30 tahun," katanya.

Kerja sama dengan SMF dinilai menjadi solusi untuk hal-hal tersebut. Menurutnya, SMF telah menawarkan kerangka kerja sama yang membuat margin KPR BPRS bisa kurang dari lima persen, ada juga solusi untuk missmatch likuiditas.

Ia berharap, kerja sama ini akan membantu BPRS mengoptimalkan pembiayaan pada sektor riil sehingga membantu pemulihan ekonomi lebih cepat. Direktur SMF, Heliantopo mengatakan, pangsa pembiayaan KPR memang 80 persen dikuasai oleh 10 bank umum yang skalanya besar.

SMF yang fokus pada pembiayaan perumahan berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan lembaga yang ingin menyalurkan KPR. Saat ini, jumlah BPRS yang berjumlah 164 unit di seluruh Indonesia dengan total aset Rp 17 triliun belum banyak yang salurkan KPR.

"Memang penyaluran KPR dari SMF ke BPR/BPRS itu belum banyak dan baru kita mulai di akhir tahun lalu," katanya pada kesempatan yang sama.

Menurut dia, SMF berkomitmen pada misi untuk memenuhi kebutuhan rumah penduduk Indonesia. Heliantopo mengemukakan ada sekitar 100 juta penduduk yang belum memiliki hunian.

BPRS dengan keunggulannya di segmen menengah ke bawah diharap dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut dia, BPRS juga tidak perlu khawatir kalah saing dengan bank-bank besar karena bisa fokus pada pemenuhan target pasarnya saat ini yang jarang dilirik bank besar.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement