REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz bertemu dengan Raja Yordania Abdullah di Amman pada Selasa (29/3/2022) waktu setempat. Pertemuan tersebut dilakukan dalam upaya bersama untuk menurunkan ketegangan Israel-Palestina pada saat memasuki bulan suci Ramadhan yang semakin mendekat.
"Pembicaraan mereka berfokus pada tantangan regional dan keamanan," kata pemerintah Israel dalam sebuah pernyataan.
Gantz dilaporkan membahas langkah-langkah yang direncanakan Israel untuk memungkinkan kebebasan berdoa di Yerusalem dan Yudea dan Samaria. Penggunaan nama wilayah tersebut menggunakan nama-nama Alkitab dalam merujuk pada Tepi Barat.
Pernyataan Israel tidak merinci langkah apa pun yang mungkin diambil Israel untuk memfasilitasi ibadah di Yerusalem, situs masjid Al-Aqsa. Seperti diketahui situs-situs tersebut menjadi titik gesekan di mana konfrontasi antara Palestina dan pasukan Israel dapat memicu konflik yang lebih luas.
Mengutip masalah keamanan, Israel telah memberlakukan batasan usia pada jamaah Muslim di Al-Aqsa selama periode ketegangan. Israel juga membatasi perjalanan warga Palestina ke Yerusalem dari Tepi Barat, wilayah yang direbutnya, bersama dengan bagian timur kota suci dalam perang 1967.
Pertemuan tersebut menyusul pertemuan puncak dua hari di Israel yang dihadiri oleh para menteri luar negeri Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko dan Mesir serta Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Sementara para menteri Arab bersidang di Israel, Raja Abdullah melakukan kunjungan langka pada Senin ke Tepi Barat yang diduduki, di mana ia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Kunjungan raja secara luas dilihat sebagai upaya untuk mencegah gejolak di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebelum bulan suci Ramadhan dan liburan Paskah bulan depan. Periode ini memang bergejolak di masa lalu. Selain itu, Presiden Israel Isaac Herzog akan mengadakan pembicaraan dengan Raja Abdullah di Yordania pada Rabu.