Pencemaran menjadi lebih parah ketika sampah plastik sampai ke hilir, khususnya perbatasan sungai dan pantai. Sebab, itu berpotensi menyebabkan kematian bakau dan biota yang ada di sana.
Warma mengatakan, sampah plastik memang bisa didaur ulang. Namun, plastik sekali pakai memiliki persentase pemanfaatan yang sangat kecil sehingga tidak laku untuk didaur ulang dan harga jualnya rendah.
"Sampah plastik sekali pakai seperti kantong kresek, hampir tidak bisa dimanfaatkan kembali, padahal jumlahnya banyak," ujar Warma.
Warma berharap, kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik di Surabaya efektif untuk mengurangi dampak pencemaran sampah plastik sekali pakai. Meski begitu, ia tak memungkiri bahwa banyak metode pendukung lain yang diperlukan, seperti bank sampah dan sosialisasi masyarakat untuk mendaur ulang.