REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia mengecam dengan keras tindakan biadab tentara Israel yang telah menyerang warga Palestina termasuk anggota medis dan wartawan di Masjid Al-Aqsa. Aksi itu dinilai tidak manusiawi.
“Tindakan keji dan tidak manusiawi seperti itu sangat disesalkan dan seharusnya tidak terjadi terutama pada hari Jumat agung dan ketika Muslim Palestina sedang berpuasa dan melakukan ibadah di bulan Ramadhan,” ujar Menlu Malaysia Saifuddin Abdullah dalam pernyataannya pada Sabtu (16/4/2022).
Saifuddin menegaskan serangan tentara Israel, yang turut menargetkan wanita dalam serangan itu, adalah tindakan yang kejam dan sama sekali tidak dapat diterima. “Malaysia akan terus konsisten memperjuangkan nasib dan kesejahteraan rakyat Palestina,” terang Saifuddin.
Puluhan pengunjuk rasa Palestina terluka pada Jumat ketika pasukan Israel menembakkan peluru tajam dan peluru karet serta menyemprotkan gas air mata dalam demonstrasi di Tepi Barat yang diduduki.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tim medisnya merawat 19 warga Palestina yang terluka oleh gas air mata Israel di Desa Beita dan Beit Dajan, utara Tepi Barat.
Murad Shtaiwi, koordinator Komite Perlawanan Rakyat di kota Kafr Qaddum, Qalqilya, mengatakan tiga warga Palestina terluka oleh peluru karet dan puluhan lainnya mengalami sesak nafas akibat gas air mata.
Di pintu masuk kota Ramallah, tengah Tepi Barat, warga Palestina diadang oleh pasukan Israel saat mereka memprotes serangan Israel di Masjid Al-Aqsa pada pagi ini.
Baca sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/malaysia-kecam-keras-tindakan-biadab-tentara-israel-di-masjid-al-aqsa/2564949.
Setiap Jumat, warga Palestina menggelar demonstrasi menentang permukiman dan tembok pemisah di sejumlah desa dan kota di Tepi Barat.
Perkiraan dari otoritas Israel dan Palestina mengungkapkan bahwa ada sekitar 650 ribu pemukim di Tepi Barat, termasuk Yerusalem yang diduduki, yang tinggal di 164 pemukiman dan 116 pos terdepan.