REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kelompok ISIS bersumpah akan membalas dendam atas kematian mantan pemimpinnya. Mereka menyerukan para pendukungnya memanfaatkan perang di Ukraina untuk melancarkan serangan di Eropa.
“Kami mengumumkan kampanye untuk membalas dendam atas kematian Abu Ibrahim al-Qurashi," ujar ISIS dalam sebuah pesan audio yang diedarkan di aplikasi pesan Telegram, dilansir Alarabiya, Senin (18/4/2022).
Juru bicara ISIS, Abu-Omar al-Muhajjir, meminta para pendukungnya untuk melanjutkan serangan di Eropa dengan memanfaatkan invasi Rusia ke Ukraina. Pada awal Februari, pemimpin ISIS tewas ketika meledakkan bom untuk menghindari penangkapan dalam serangan Amerika Serikat di barat laut Suriah.
Kemudian pada 10 Maret, ISIS mengonfirmasi kematian pemimpin mereka bersama dengan mantan juru bicara kelompok itu. ISIS kemudian menunjuk Abu Hasan al-Hashemi al-Qurashi sebagai pemimpin baru.
ISIS kehilangan wilayah terakhir mereka di bawah serangan militer yang didukung oleh koalisi pimpinan AS pada Maret 2019. Sisa-sisa pasukan ISIS di Suriah sebagian besar pergi ke tempat persembunyian di gurun.
Mereka telah menggunakan tempat persembunyian tersebut untuk menyergap pasukan pimpinan Kurdi dan pasukan pemerintah Suriah. Para ekstremis juga terus meningkatkan serangan di Irak.