Selasa 03 May 2022 10:30 WIB

Wapres AS Pulih dari Covid-19 dengan Pengobatan Pil Antivirus Paxlovid

Kamala Harris diberikan resep pengobatan antivirus Paxlovid selama perawatan Covid-19

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Obat antiviral perawatan pasien COVID-19 Paxlovid produksi Pfizer.
Foto: Pfizer via AP
Obat antiviral perawatan pasien COVID-19 Paxlovid produksi Pfizer.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris pada Senin (2/5/2022) telah dinyatakan negatif Covid-19 dan diizinkan untuk kembali ke Gedung Putih pada Selasa (3/5/2022). Juru bicara Harris, Kirsten Allen mengatakan, Harris, diberikan resep pengobatan antivirus Paxlovid selama perawatan Covid-19.

Allen mengatakan, Harris akan terus mengenakan masker sesuai dengan pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sampai hari kesepuluh setelah dinyatakan terpapar Covid-19. Pedoman CDC memungkinkan orang untuk meninggalkan isolasi pada hari keenam setelah mereka dinyatakan positif, dan harus memakai masker di sekitar orang lain.

Pekan lalu, Harris positif terinfeksi Covid-19. Dia dalam kondisi stabil dan tak menunjukkan gejala apapun.

“Dia (Harris) tidak menunjukkan gejala, akan menjalani isolasi, dan terus bekerja dari kediaman wakil presiden,” kata Gedung Putih.

Menurut Gedung Putih, Harris tidak melakukan kontak dekat dengan Presiden AS Joe Biden dan istrinya Jill Biden. “Dia (Harris) akan mengikuti program CDC dan saran dari dokternya. Wakil Presiden akan kembali ke Gedung Putih ketika hasil tesnya negatif,” kata Gedung Putih.

Saat ini AS masih menjadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Negara itu telah mencatatkan lebih dari 81 juta kasus dengan korban meninggal melampaui 990 ribu jiwa. Kalifornia menjadi negara bagian teratas dalam jumlah kasus dan kematian domestik. Mereka mencatatkan 9,21 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 90.204 jiwa.

Pada Jumat (29/4) Pfizer Inc mengatakan, uji coba menemukan bahwa pengobatan antivirus Paxlovid tidak efektif dalam mencegah virus korona pada orang yang pernah terinfeksi  Uji coba tersebut melibatkan 3.000 orang dewasa yang terpapar Covid-19 dan mengalami gejala.

Mereka diberi Paxlovid selama lima atau 10 hari atau plasebo.  Mereka yang mengikuti uji coba selama lima hari, 32 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi dibandingkan kelompok plasebo. Sementara uji coba selama sepuluh hari, 37 persen lebih kecil terinfeksi Covid-19 berulang.

Pfizer mengatakan, data keamanan dalam uji coba itu konsisten dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian sebelumnya pil antiviris itu hampir 90 persen efektif mencegah rawat inap atau kematian pada pasien Covid-19 berisiko tinggi sakit parah, ketika diminum selama lima hari setelah timbulnya gejala.

“Meskipun kami kecewa dengan hasil studi khusus ini, hasil ini tidak memengaruhi data efikasi dan keamanan yang kuat yang telah kami amati dalam uji coba sebelumnya untuk pengobatan pasien Covid-19,” kata Kepala Eksekutif Pfizer, Albert Bourla dalam sebuah  penyataan.

Pfizer mengatakan Paxlovid, yang terdiri dari dua obat antivirus yang berbeda, saat ini disetujui atau disahkan untuk penggunaan bersyarat atau darurat di lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Pil ini digunalan untuk merawat pasien Covid-19 yang berisiko tinggi.

sumber : Reuters / AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement