Kamis 12 May 2022 16:31 WIB

Indonesia Menuju Fase Endemi Covid-19

Menurut Menko PMK secara de facto Indonesia sudah menuju fase endemi Covid-19.

Seorang anak bersama ibunya berjalan melewati JPO di kawasan Pancoran, Jakarta, Rabu (11/5/2022).Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan Indonesia sudah mulai melakukan transisi dari pandemi menuju fase endemi dengan pertimbangan angka kasus Covid-19 berada dibawah 1.000 selama 25 hari terakhir, keterisian tempat tidur rumah sakit berada di angka 2 persen dan menurunnya angka kematian. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Seorang anak bersama ibunya berjalan melewati JPO di kawasan Pancoran, Jakarta, Rabu (11/5/2022).Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan Indonesia sudah mulai melakukan transisi dari pandemi menuju fase endemi dengan pertimbangan angka kasus Covid-19 berada dibawah 1.000 selama 25 hari terakhir, keterisian tempat tidur rumah sakit berada di angka 2 persen dan menurunnya angka kematian. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Fauziah Mursid, Antara

Pemerintah percaya diri Indonesia sedang bertransisi dari fase pandemi menuju endemi. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bahkan berani menyatakan, secara de facto, Indonesia sebenarnya sudah pada fase endemi.

Baca Juga

"Dilihat dari beberapa indikator itu kita sebetulnya de facto (secara fakta) sudah menuju ke endemi," kata Muhadjir dalam keterangannya, Kamis (12/5/2022).

 

Keyakinan Muhadjir mengacu pada angka-angka kasus Covid-19 di Indonesia yang terus mengalami perbaikan. Khusus angka kematian Covid-19, kata Muhadjir, berdasarkan survei internal yang telah dilakukan Kemenko PMK di 18 Rumah sakit DKI Jakarta pada Februari 2022, saat ini telah turun di peringkat ke-14.

"Yang paling tinggi kematian itu kanker, kemudian pneumonia, peneumonia non spesifik, dan sekarang Covid-19 yang meninggal sudah di ranking 14. Jadi sudah bukan lagi ancaman," ucapnya.

Meskipun kasus Covid-19 sudah semakin membaik, Menko PMK meminta masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati. Mengingat kasus meninggal dan yang terjangkit juga masih ada.

Muhadjir mengatakan, transisi pandemi ke endemi ini dipertaruhkan setelah libur lebaran Idulfitri. Apabila pasca-Idulfitri tidak ada tambahan kasus yang signifikan, maka menurutnya, Covid-19 di Indonesia akan segera menjadi endemi. 

"Taruhannya setelah libur tahunan ini. Kalau nanti setelah Idulfitri, 2 minggu atau 3 minggu nanti tidak ada kenaikan kasus. Maka kita optimis segera transisi ke endemi," tutupnya. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan keputusan mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi tidak bisa serta merta ditentukan sendiri oleh Indonesia. Menurutnya, penentuan pandemi menjadi endemi juga berkaitan dengan global.

"Karena ini levelnya dunia, kita nggak bisa mutusin sendiri. Yang jelas kita harus melihat negara-negara lain seperti apa. Karena penularannya antara negara tinggi sekali jadi itu nomor satu," ujar Menkes saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (11/5/2022).

Kedua, lanjut Menkes, keputusan status endemi juga tidak hanya terkait dengan faktor kesehatan. Menurutnya, ini juga menyangkut faktor lainnya yakni sosial, budaya, politik hingga ekonomi.

Karena itu, hingga saat ini belum ada keputusan final terkait status tersebut. Namun demikian, ia menilai tetap perlu persiapan transisi dari pandemi menuju endemi.

"Supaya kalau transisi ini terjadi kita siap, karena yang penting pandemi ke endemi, tanggung jawab pemeliharaan kesehatannya itu sudah dimiliki oleh masyarakat sendiri," ujarnya.

 

Pada Rabu (11/5/2022), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 400 kasus dengan provinsi yang menyumbang penambahan kasus tertinggi adalah DKI Jakarta sebanyak 129 kasus. Jawa Barat dan Jawa Timur menempati urutan kedua dan ketiga dengan masing-masing bertambah 64 dan 47 kasus.

Sementara jumlah pasien meninggal akibat Covid-19 di Tanah Air hari ini tercatat ada delapan pasien dengan Jawa Tengah mencatatkan jumlah pasien meninggal terbanyak yakni lima pasien. Kemudian disusul Kalimantan Tengah dan DKI Jakarta dengan dua dan satu pasien meninggal.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement