REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan Halal Bi Halal Nasional dengan seluruh jajaran MUI se-Indonesia. Halal bi halal tersebut juga dihadiri semua komponen bangsa baik yang berada di pemerintahan, partai politik, parlemen maupun ormas-ormas Islam.
Ketua Panitia Halal Bi Halal, KH Muhammad Cholil Nafis, mengatakan, kegiatan halal bi halal ini diselenggarakan dalam rangka menyatukan seluruh komponen bangsa yang saat ini ada gejala retak dan kurang solid.
"Kondisi bangsa kita saat ini dalam kondisi ambang retak solidaritasnya, masing-masing sering berjuang untuk kepentingan kelompok atau golongannya," kata Kiai Cholil kepada Republika melalui pesan tertulis, Selasa (17/5/2022).
Ia menyampaikan, kondisi bangsa ini persis seperti yang dinyatakan Allah SWT dalam firman-Nya. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (QS Ar Rum: 32).
Sementara kondisi bangsa Indonesia didera persoalan ekonomi yang tidak ringan, apalagi akibat dampak Covid-19 selama dua tahun terakhir. Jika terjadi keretakan, terlebih jika terjadi perpecahan antar komponen bangsa terus berlangsung maka kehidupan bangsa akan semakin sengsara, dan rakyat semakin menderita.
"Padahal bangsa kita adalah bangsa yang besar, yang memiliki potensi sumber daya manusia potensial dan sumber daya alam yang sangat kaya," ujar Kiai Cholil.
Kiai Cholil menegaskan, karena itu, momentum Idul Fitri 1443 Hijriyah ini, merupakan momentum yang penting untuk mengingatkan seluruh komponen bangsa agar bersatu padu demi kepentingan rakyat, bangsa dan negara dengan semangat halal bi halal.