Jumat 27 May 2022 16:49 WIB

Kisah Beruang Menggemaskan Dibuat Jadi Film Slasher: Winnie the Pooh: Blood and Honey

Winnie the Pooh: Blood and Honey syuting selama 10 hari di Inggris.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Beruang kuning menggemaskan dari cerita AA Milne diadaptasi menjadi film horor slasher, Winnie the Pooh: Blood and Honey.
Foto: imdb
Beruang kuning menggemaskan dari cerita AA Milne diadaptasi menjadi film horor slasher, Winnie the Pooh: Blood and Honey.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cerita asli Winnie the Pooh karya penulis AA Milne diangkat ke layar lebar menjadi film horor slasher. Winnie the Pooh: Blood and Honey membagikan potongan gambar pertama, di mana Pooh dan Piglet yang jahat akan menerkam seorang perempuan muda berpakaian minim yang bersantai di bak mandi.

Dalam sebuah wawancara dengan Variety, sutradara Rhys Waterfield mengatakan tanggapan terhadap gambar tersebut benar-benar gila.

Baca Juga

"Karena semua pers dan hal-hal lain, kami mulai mempercepat pengeditan dan menyelesaikannya melalui pascap roduksi secepat mungkin. Itu akan menjadi prioritas tinggi," kata Waterfield, dilansir Variety, Jumat (27/5/2022).

Menurut Waterfield, yang juga menulis dan ikut memproduseri film tersebut, Winnie the Pooh: Blood and Honey menyaksikan karakter Pooh dan Piglet sebagai penjahat utama yang mengamuk, setelah ditinggalkan oleh Christopher Robin. Kesibukan Robin membuatnya mengabaikan Pooh dan Piglet.

"Karena mereka harus berjuang sendiri, mereka pada dasarnya menjadi liar. Jadi mereka kembali ke akar hewani mereka. Mereka tidak lagi jinak, mereka seperti beruang ganas dan babi yang ingin berkeliling dan mencoba mencari mangsa," ujar Waterfield.

Winnie the Pooh: Blood and Honey dibuat dalam 10 hari di Inggris, tidak jauh dari Ashdown Forest yang menjadi inspirasi bagi Milne dalam cerita Winnie the Pooh. Meskipun menolak untuk mengungkapkan anggaran untuk film slasher itu, Waterfield mengatakan penonton tidak seharusnya mengharapkan proyek ini menjadi produksi tingkat Hollywood.

Jagged Edge Productions, yang dijalankan Waterfield dengan co-produser Scott Jeffrey, membuat Winnie the Pooh: Blood and Honey. Kemudian, ITN Studios telah sepakat untuk mendistribusikannya.

Mengingat premisnya, Waterfield menjelaskan tantangan terbesar adalah menyeimbangkan garis antara horor dan komedi. "Ketika Anda mencoba dan membuat film seperti ini, dan itu adalah konsep yang sangat aneh, sangat mudah untuk menempuh rute di mana tidak ada yang menakutkan dan itu benar-benar konyol. Kami ingin di antara keduanya," kata Waterfield.

Sebagai contoh, Waterfield menjelaskan adegan seorang gadis yang bersantai di jacuzzi dan Pooh dan Piglet berdiri di dekatnya. Keduanya menarik keluar perempuan itu dan membawanya keluar dari jacuzzi dan kemudian mengendarai mobil.

"Ini menakutkan tetapi ada juga bagian yang lucu karena ada gambar Winnie the Pooh di dalam mobil dan melihatnya dengan telinga kecilnya di belakang kemudi dan seperti perlahan pergi (untuk membunuhnya)," ujar Waterfield.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement