Selasa 31 May 2022 19:28 WIB

Kemenkes Laporkan Penurunan Distribusi dan Penyuntikan Vaksin Covid-19

Angka penyuntikan vaksin Covid-19 menurun seiring banyaknya warga yang sudah divaksin

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Vaksinator bersiap untuk menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis ketiga (booster) ke warga. Angka penyuntikan vaksin Covid-19 menurun seiring banyaknya warga yang sudah divaksin. Ilustrasi.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator bersiap untuk menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis ketiga (booster) ke warga. Angka penyuntikan vaksin Covid-19 menurun seiring banyaknya warga yang sudah divaksin. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lucia Rizka Andalusia mengatakan laju distribusi vaksin Covid-19 mengalami penurunan pada Mei 2022. Hal itu terjadi karena dipengaruhi penurunan kasus dan banyaknya orang yang sudah mendapatkan vaksin.

"Laju distribusi vaksin sudah mulai melandai mungkin juga karena kasus Covid-19 juga sudah melandai dan juga sudah banyak yang divaksinasi dosis pertama dan kedua sehingga kebutuhan vaksin kami juga menurun dengan sangat drastis," ujar Lucia Rizka dalam rapat dengar pendapat dengan Panja Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa (31/5/2022).

Baca Juga

Data Kemenkes memperlihatkan pada periode 1-28 Mei, sebanyak 3.640.342 dosis vaksin Covid-19 yang terdistribusi ke daerah-daerah di Indonesia. Jumlah itu memperlihatkan penurunan dari 16.235.972 dosis pada April 2022 dan 15.374.764 dosis pada Maret 2022. Dia mengatakan terdapat total 47 juta dosis stok vaksin yang berada di pusat dan daerah sampai dengan akhir tahun 2022. Sementara kebutuhan vaksin untuk menyelesaikan vaksinasi sesuai target adalah 44,8 juta dosis vaksin.

Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine mengatakan laju penyuntikan vaksin Covid-19 memperlihatkan tren penurunan dengan dalam tujuh hari terakhir tercatat berkisar sekitar 217 ribu suntikan per hari. Menurutnya, turunnya laju vaksinasi tersebut akan memiliki implikasi dengan masa edar atau shelf life dari beberapa vaksin Covid-19 yang dimiliki Indonesia.

"Pasti akan ada vaksin-vaksin yang menyentuh sampai ke masa akhir dari shelf life sehingga tidak bisa dipakai. Untuk itu memang kami tetap mengupayakan bagaimana kita bisa melakukan percepatan vaksinasi Covid-19 terutama untuk memenuhi dosis kedua dan booster terutama untuk orang-orang yang berisiko tinggi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement