REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Korban meninggal bencana banjir besar dan tanah longsor di negara bagian Assam India bertambah delapan jiwa. Para pejabat pemerintah pada Ahad (19/6/2022) melaporkan jumlah korban tewas hingga kini menjadi 62 jiwa.
Hujan deras selama beberapa pekan menyebabkan salah satu sungai terbesar di Asia meluap di negara bagian Assam. Badan penanggulangan bencana Assam mengatakan, 32 dari 35 distrik di negara bagian itu terendam air saat Sungai Brahmaputra meluap.
Luapan sungai menggusur lebih dari 3 juta orang. Tentara India pun dikerahkan untuk upaya penyelamatan. Angkatan udara juga tetap siaga dalam pantauan banjir.
Brahmaputra mengalir dari Tibet, China, melalui India dan ke Bangladesh dalam perjalanan hampir 800 kilometer melalui Assam. Pada Ahad (19/6/2022), empat orang hilang ketika sebuah kapal yang membawa sembilan orang terbalik di distrik Dibrugarh, 500 kilometer timur Gauhati, ibu kota negara bagian. Polisi mengatakan bahwa operasi pencarian tengah berlangsung tetapi terhambat oleh arus yang kuat.
Prediksi cuaca mengharapkan jeda dari hujan setelah hujan deras yang tak henti-hentinya. Pada Sabtu, Ketua Menteri Assam Himanta Biswa Sarma mengunjungi daerah-daerah yang dilanda banjir. Ia mengatakan situasi dari daerah yang ia kunjungi sangat suram.
"Kami sekarang fokus pada operasi bantuan dan penyelamatan. Lebih dari 20.000 orang telah dievakuasi oleh tentara dan badan penyelamat lainnya," kata Sarma.
Hujan monsun tahunan melanda wilayah tersebut pada Juni-September. Hujan memang sangat penting untuk tanaman yang ditanam selama musim itu, namun sering menyebabkan kerusakan yang luas.
Banjir dari sungai yang meluap juga meluas ke negara tetangga Bangladesh. Pemerintah mengatakan situasinya kemungkinan akan memburuk di distrik Sunamganj dan Sylhet yang paling parah dilanda di timur laut serta di utara. Sambaran petir di beberapa bagian Bangladesh telah menewaskan sedikitnya sembilan orang sejak Jumat.