REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memahami bahwa mereka tak bisa mengusung calon presiden (capres) sendiri pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Alasannya, perolehan suara mereka pada pemilihan umum (Pemilu) 2019 belum memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.
Karenanya, PKS tak menutup pintu komunikasi dengan partai politik lain untuk membentuk koalisi untuk Pemilu dan Pilpres 2024. Namun, mereka memiliki sejumlah kriteria bagi sosok yang akan diusung oleh PKS.
"Kandidat capres-cawapres PKS adalah kombinasi pasangan pemimpin yang tidak hanya mampu memenangkan kontestasi, tetapi juga memiliki kapasitas untuk memimpin dan menyatukan negeri kita ini," ujar Presiden PKS, Ahmad Syaikhu dalam pidatonya di rapat pimpinan nasional (Rapimnas) PKS, Senin (20/6/2022).
Rapimnas PKS, jelas Syaikhu, menjadi salah satu forum yang digunakan pihaknya untuk menyaring nama-nama bakal calon presiden yang akan didukung pada 2024. Sebanyak 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS akan mengusulkan nama-nama potensial yang sesuai dengan kriteria kepada Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS.
"Kita tidak ingin mendahului Majelis Syuro yang memiliki kewenangan untuk menentukan siapa capres-cawapres dan ke mana akan berkoalisi, tetapi masukkan-masukan tadi akan kita jadikan masukan sesuai dengan apa yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat," ujar Syaikhu.
Adapun terkait pembentukan koalisi, menurutnya harus didahului duduk bersama dengan mengusung politik kebangsaan dan kenegaraan. Serta, politik kolaborasi yang mengutamakan kepentingan bangsa, di atas kepentingan kelompok dan golongan.
Namun, ia menilai bahwa realitas yang terjadi saat ini adalah politik yang mengutamakan uang sebagai cara untuk meraih kemenangan. PKS ditegaskannya adalah partai yang ingin meraih kemenangan secara bermartabat, tanpa mencoreng demokrasi di Indonesia.
"Sangat melegakan kader dan simpatisan PKS bahwa faktor penentu kemenangan tidak semata-mata karena uang yang berlimpah, tetapi justru idealisme kita yang kemudian mendorong kemenangan itu, pertolongan itu yang paling sangat menentukan adalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala," ujar Syaikhu.