Senin 20 Jun 2022 17:50 WIB

Nasdem Dapat Keuntungan Elektoral Jika Usung Anies Jadi Capres

Upaya menyelamatkan elektabilitas partai dinilai jauh lebih penting bagi Surya Paloh.

Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyampaikan pidato dalam penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022). Pada penutupan Rakernas Partai Nasdem tersebut Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengumumkan 3 nama bakal calon presiden hasil dari hasil Rakernas yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo   Prayogi/Republika
Foto:

Seusai Nasdem menetapkan Anies menjadi salah satu bakal capres untuk Pilpres 2024, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pun segera merespons. Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Sohibul Iman mengungkapkan bahwa pihaknya akan bertemu dengan Partai Nasdem pada Rabu (22/6/2022).

"Nanti pembicaraan kami di hari Rabu, tentu tidak akan langsung cespleng ya kami berkoalisi. Saya katakan tadi, di PKS itu penentuan koalisi dengan siapa dan mengusung siapa itu adalah Majelis Syura," ujar Sohibul di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (20/6/2022).

Ia mengatakan, pertemuan tersebut masihlah berupa komunikasi dan penjajakan antara PKS dengan Partai Nasdem. Khususnya dalam menyamakan persepsi dan pandangan terkait pembangunan Indonesia, yang nantinya menjadi masukan kepada Majelis Syura PKS.

"Kalau ternyata hasil penilaian Majelis Syura bahwa komunikasi dengan Nasdem. Dengan segala substansinya itu ternyata kondusif, bisa jadi kami putuskan untuk kemudian berkoalisi dengan Nasdem," ujar Sohibul.

PKS pada hari ini menggelar rapat pimpinan nasional (Rapimnas) untuk menampung usulan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS terkait capres pada 2024. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah sosok tersebut harus memberikan efek ekor jas atau coattail effect untuk partai.

"Menurut mereka di daerah masing-masing itu kira-kira capres yang kondusif untuk memberikan coattail effect kepada PKS kira-kira siapa saja. Nanti disuruh juga mereka menyebutkan tiga nama, dari situ baru kita tahu bahwa siapa person yang banyak dipersepsi akan memberikan coattail effect kepada PKS," ujar Sohibul.

PKS, jelas Sohibul, sadar bahwa partainya tidak bisa mengusung capres sendiri karena tak memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen. Karenanya, hasil Rapimnas akan menjadi masukan bagi Majelis Syura PKS untuk mengusung capres dan koalisi.

"Itu juga termasuk yang akan kita evaluasi, jadi efektivitas program kegiatan yang sudah kita setting itu seberapa besar. Kalau itu ternyata tidak sesuai harapan tentu akan kita evaluasi dan kita perbaiki, saya kira evaluasinya akan secara menyeluruh," ujar Sohibul.

Adapun berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei, sebanyak 60 persen pemilih PKS cenderung memilih Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres. Sedangkan 20 persen pemilih PKS lainnya mendorong Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk kembali maju di 2024.

Sisanya, ada yang mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Kendati demikian, empat nama tersebut belum menjadi usulan dari DPD dan DPW PKS dalam Rapimnas yang digelar hari ini.

"Dari situ baru kita tahu bahwa siapa person yang banyak dipersepsi akan memberikan coattail effect kepada PKS," ujar mantan Presiden PKS itu.

 

 

photo
Empat Tantangan Partai Islam - (infografis republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement