Ahad 26 Jun 2022 18:22 WIB

Meski Laju Kasus Covid-19 Sekitar 2.000 per Hari, Menkes: Indonesia Masih di Level 1

Standar level 1 WHO berkisar 7.800 kasus Covid-19 per hari.

Covid-19 (ilustrasi). WHO memberikan standar level 1 situasi pandemi di suatu negara dengan indikator 20 kasus per pekan per 100 ribu penduduk.
Foto: www.pixabay.com
Covid-19 (ilustrasi). WHO memberikan standar level 1 situasi pandemi di suatu negara dengan indikator 20 kasus per pekan per 100 ribu penduduk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan laju penularan Covid-19 di Indonesia kini mencapai 2.000 lebih kasus per hari. Akan tetapi, Indonesia masih berada di level 1 versi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

"Memang ada kenaikan dari 200 ke 2.000-an kasus saat ini, tapi puncak gelombang di Indonesia sebelumnya mencapai 60 ribuan kasus per hari," kata Budi usai menerima bantuan mesin refrigerator vaksin dari Pemerintah Jepang di JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad (26/6/2022).

Baca Juga

Budi mengatakan WHO memberikan standar level 1 situasi pandemi di suatu negara dengan indikator 20 kasus per pekan per 100 ribu penduduk. Jika disesuaikan dengan situasi di Indonesia, maka standar level 1 WHO berkisar 7.800 per hari.

"Kalau masih di bawah itu (standar WHO), artinya masih di level 1 PPKM. Di Indonesia saat ini, 2.000-an kasus," katanya.

Budi mengatakan puncak gelombang subvarian omicron BA.4 dan BA.5 diprediksi terjadi pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022. Hal itu didasari atas pengamatan yang terjadi di Afrika Selatan.

"Kalau polanya sama dengan di Afrika Selatan, perkiraan puncak (di Indonesia) bisa kena di pekan kedua dan ketiga Juli 2022," katanya.

Budi mengatakan Afrika Selatan merupakan negara asal dari kemunculan subvarian omicron BA.4 dan BA.5. Saat ini, Afrika Selatan sedang mengalami pola peningkatan kasus tersebut.

Kenaikan kasus di Afrika Selatan dalam sebulan terakhir, menurut Budi, hanya sepertiga dari kenaikan kasus di puncak omicron BA.1. Hospitalisasi atau pasien yang dirawat di rumah sakit hanya sepertiga dari puncak omicron.

"Angka kasus kematiannya sekitar 10 persen dari puncaknya omicron," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement