REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah mendorong pembangunan pusat data di Indonesia oleh sektor privat dengan menggunakan komponen lokal dalam negeri. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menegaskan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan komponen lokal bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak.
"Pemerintah menekankan betul-betul untuk menaruh komponen Indonesia. Setidaknya dengan adanya komponen Indonesia ini akan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak," ujar Johnny dikutip dalam siaran persnya, Senin (27/6/2022) usai melakukan Factory Tour di Pabrik PT. Schneider Electric Manufacturing, Batam, Kepulauan Riau akhir pekan lalu.
Johnny mengatakan, pemanfaatan dan penggunaan talenta lokal menjadi perhatian serius bagi Pemerintah. Sebab, langkah ini dilakukan untuk mendorong kemajuan dan keadilan bagi Indonesia. "Saya kira menjadi bagian dari keadilan dunia, jangan sampai kita dieksploitasi, tetapi kita mendapat benefit yang perlu kita dukung sebagai suatu langkah maju," ujar Johnny.
Menurutnya, ini juga sejalan dengan peningkatan Instruksi Presiden Joko Widodo dalam Penggunaan Produk Dalam Negeri serta Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi, dalam rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GNBBI) pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pemerintah, kata Johnny, setiap tahun mengalokasikan Rp1.400 triliun belanjanya, Rp1.000 triliun untuk pemerintah, sedangkan untuk BUMN-nya sebesar Rp 400 triliun yang bisa digunakan terhadap belanja sektor-sektor di dalam negeri.
Dia menilai, alokasi anggaran belanja dalam negeri akan menjadi besar jika ditambah dengan aktivitas yang didukung oleh sektor privat. "Jadi itu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Apalagi di sektor-sektor yang sudah sophisticated teknologinya sehingga dalam rangka mendorong pembangunan infrastruktur digital hulu dan hilir, kita butuh peralatan teknologi dan PT. Schneider Electric Manufacturing merupakan salah satu yang sudah mengambil bagiannya," kata Johnny.
Johnny menambahkan, kebijakan Pemerintah dalam mendukung pemanfaatan 5G. Menurutnya, Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Ditjen SDPPI) Kementerian Kominfo sedang menyiapkan farming dan refarming spektrum frekuensi.
Menurutnya, selain jaringan telekomunikasi 4G sebagai tulang punggung teknologi telekomunikasi Indonesia, saat ini Pemerintah sudah mengenalkan pemanfaatan jaringan telekomunikasi 5G. Johnny mengatakan, pemanfaatan spektrum frekuensi di jaringan microwave juga diperlukan untuk pengembangan teknologi autonomous.
Karena itu, Indonesia, kata Johnny, juga membutuhkan kolaborasi dengan sektor privat dalam hal mengembangkan Smart Sensor untuk memastikan agar tingkat keselamatan bekerja bagi pegawai terjaga dengan baik.“Ini kaitannya dengan pemanfaatan IoT, sehingga orang enggak perlu lagi datang ke sini (Batam) dengan menggunakan pesawat, nggak perlu lagi ke restoran karena bisa diselesaikan sendiri," ujarnya.