REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris pada Jumat (1/7/2022) dalam upaya kedua negara untuk memperbaiki hubungan setelah ketegangan atas kesepakatan kapal selam yang dibatalkan tahun lalu.
Australia pada 2021 membatalkan kontrak multi-miliar dolar dengan perusahaan Prancis untuk membangun 12 kapal selam bertenaga diesel, dan mendukung AUKUS, pakta pertahanan baru dengan AS dan Inggris. Langkah Australia itu membuat marah Macron, yang menuduh pemimpin saat itu Scott Morrison berbohong kepadanya. Dia juga secara singkat memanggil duta besar Prancis sebagai bentuk protesnya.
Albanese, yang terpilih pada Mei kemarin, melakukan kunjungan ke ibu kota Prancis setelah menghadiri KTT NATO di Madrid. Bulan lalu, dia setuju untuk membayar Grup Angkatan Laut Prancis EUR555 juta (584 juta dolar AS) sebagai kompensasi atas kontrak yang dibatalkan.
"Hubungan Australia dengan Prancis penting. Kepercayaan, rasa hormat, dan kejujuran penting. Begitulah cara saya akan mendekati hubungan kami," kata Albanese dalam sebuah cuitan.
Menurut pernyataan bersama dari Istana Elysee, Macron dan Albanese bertemu "untuk menegaskan kembali komitmen mereka untuk membangun hubungan bilateral yang lebih dekat dan lebih kuat berdasarkan rasa saling percaya dan menghormati."
Untuk memajukan hubungan bilateral, mereka sepakat untuk menetapkan agenda baru kerja sama berdasarkan tiga pilar: pertahanan dan keamanan; ketahanan dan aksi iklim; dan pendidikan dan kebudayaan.
Para pemimpin mengutuk perang Rusia di Ukraina dan konsekuensi negatifnya seperti krisis pangan yang mengancam dunia.
Australia akan mendukung prakarsa FARM (Misi Ketahanan Pangan dan Pertanian) yang dipimpin Prancis untuk ketahanan pangan di negara-negara yang paling rentan, kata pernyataan itu.
Kedua negara memutuskan untuk "membentuk hubungan pertahanan baru dan memperkuat kolaborasi kami dan pertukaran kepentingan keamanan bersama," mengeksplorasi inisiatif untuk meningkatkan kerja sama industri pertahanan, dan meningkatkan kerja sama dalam melawan terorisme dan ekstremisme.
“Kami bertekad untuk aktif dalam forum regional dan untuk meningkatkan kerja sama keamanan dengan negara-negara Pasifik, khususnya pada pengawasan maritim dengan badan-badan regional, dan di Samudra Hindia, termasuk dalam kemitraan dengan India,” tambah pernyataan itu.