Sabtu 02 Jul 2022 21:12 WIB

Alasan Ini Mengapa Puasa Sunnah 9 Hari Pertama Dzulhijjah Sangat Utama?

Puasa 9 hari pertama Dzulhijjah sangat dianjurkan untuk Muslim yang mampu

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Berpuasa awal Dzulhijjah. Puasa 9 hari pertama Dzulhijjah sangat dianjurkan untuk Muslim yang mampu
Foto: Pixabay
Ilustrasi Berpuasa awal Dzulhijjah. Puasa 9 hari pertama Dzulhijjah sangat dianjurkan untuk Muslim yang mampu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Memasuki Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah, salah satunya adalah dengan berpuasa.  

"10 Awal Dzulhijjah adalah hari yang istimewa,  dianjurkan untuk berlomba-lomba memperbanyak amal saleh. Dan tidak ragu lagi bahwa puasa termasuk amalan saleh yang dianjurkan," kata Pimpinan Pesantren Al Furqon Al Islami Gresik, Ustadz Abu Ubaidah Yusuf, dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Sabtu (2/6/2022).  

Baca Juga

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا مِنْ أَياَّمٍ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهِنَّ أَحَبُّ إِلىَ اللهِ مِنْ هَذِهِ اْلأَيَّامِ العَشْرِ فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: وَلاَ الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tiada hari-hari yang amalan saleh di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Rasulullah menjawab, “Tidak juga jihad di jalan Allah. Kecuali seorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya dan dia tidak kembali setelah itu. (mati syahid).” (HR Bukhari: 969)  

Ustadz Abu Ubaidah menjelaskan, puasa termasuk dalam keumuman hadits ini. Oleh karena itu Imam Ahmad mensunnahkan puasa pada 10 awal Dzulhijjah yakni selain hari idhul adha karena tidak boleh puasa pada hari raya Idul Adha. Maka pendapat yang benar puasa sembilan hari ini hukumnya adalah sunnah. (Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin). Di samping itu, Ummul Mukminin Hafshah menuturkan: 

أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ يَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَتِسْعًا مِنْ ذِيْ الْحِجَّةِ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنَ الشَّهْرِ 

“Adalah Nabi berpuasa hari ‘Asyura (10 Muharram), sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, dan tiga hari pada setiap bulan.” (HR Nasai 2372, Ahmad 5/271, Baihaqi 4/284, Abu Dawud  no 2106)

Al Hafidz Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah, dalam Lathaif al-Maarif, menuturkan bahwa di antara sahabat yang mempraktikkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu Umar, juga ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah, mereka menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Dan ini pendapat mayoritas ulama."  

Ustadz Abu Ubaidah mengatakan, dan yang paling ditekankan dari sembilan hari itu adalah puasa pada hari Arafah yaitu 9 Dzulhijjah, sebagaimana dalam hadits Abu Qatadah, bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang puasa Arafah, beliau menjawab:

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ “Puasa Arafah menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.”(HR Muslim: 1662).

"Alhasil, puasa pada sembilan awal Dzulhijjah hukumnya adalah sunnah, bahkan kata Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, mustahab istihbaban syadidan atau sunnah yang sangat ditekankan sekali," kata Ustadz Abu Ubaidah.     

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement