REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Ipih Ruyani, menyatakan penyebaran ulat bulu ditemukan di Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat dan Rawa Badak, Jakarta Utara. Namun demikian, wilayah yang sangat rentan mendapat serangan ulat bulu adalah Jakarta Selatan karena banyak pepohonan di wilayah tersebut.
Ipih mengatakan bahwa siklus hidup ulat bulu dari kepompong hingga menjadi kupu-kupu itu membutuhkan waktu sekitar tiga pekan. Untuk memotong siklus hidup ulat bulu, pengendalian hama ulat bulu harus dilakukan. Salah satunya adalah mengantisipasi penyebaran ulat bulu dari pohon satu ke pohon lainnya.
Karena itu, Ipih menyatakan pihaknya menghimbau warga di Jakarta Selatan untuk selalu waspada jika tinggal di daerah pepohonan. “Kalau dilihat banyaknya pohon, maka paling rentan serangan ulat bulu ada di Jakarta Selatan. Tapi, itu tergantung perawatan pohon juga,” saran Ipih.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto, menghimbau masyarakat yang memiliki pohon besar di sekitaran rumahnya untuk menyemprot pestisida ke bagian tubuh pohon. Sampah daun di tanah yang berserakan jangan dibiarkan agar tidak dijadikan tempat berkembang biaknya ulat bulu. Sampah daun harus disapu dan dibakar agar tidak menyebar.