REPUBLIKA.CO.ID, PAMULANG - Guna menekan penyebaran HIV AIDS di Kota Tangerang Selatan, Ikatan Praktisi Perubahan Perilaku (IPIPI) dan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Tangsel, dan Yayasan Karya Peduli Kita melakukan pemasaran sosial berupa pengadaan outlet kondom di komunitas prostitusi. Ada empat titik penyebaran outlet kondom, yaitu di Tegal Rotan-Ciputat, Alang-Serpong, Batu Belah-Setu dan Kelapa Dua-Serpong.
Menanggapi langkah ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangsel, Abdul Rozak memandang outlet kondom yang dibuat sah-sah saja untuk pencegahan. Namun, katanya, langkah itu tidak menjamin karena sifatnya sementara.
"Itu salah satu usaha yang mulia, silakan boleh-boleh saja. Tapi jangan berhenti, karena nanti malah bentuknya seperti melegalkan perzinahan," ujar Abdul Rozak kepada Republika, Kamis (1/12).
Maka dari itu, lanjut Rozak, diperlukan suatu kesadaran sosial dari semua lapisan masyarakat. "Kalau seperti itu, nantinya praktek perzinahan seperti dilegalkan dan dininak-bobokan, maka harus dicari solusi dari akar-akarnya,"ujar Rozak. Salah satu solusinya, menurut Rozak, dengan melakukan penyuluhan, baik berupa keterampilan dan pemberdayaan kepada para WPS,"ujarnya.
Menurut Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tangsel, dr Alwan, cara tersebut mungkin dapat menekan penyebaran HIV dan AIDS, tetapi bisa menimbulkan konflik-konflik baru di masyarakat. "Ada baiknya kita meningkatkan pengetahuan remaja dan masyarakat umum dalam HIV AIDS melalui pelatihan dan pendidikan," ujar Alwan.